(Vibiznews – Economy) – Badan Koordinator Penanaman Modal
(BKPM) menyatakan optimismenya untuk bisa mencapai angka Rp300 triliun
dalam hal realisasi investasi di tahun 2012 ini. Jika tercapai maka
angka ini berarti melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya
sebesar Rp283.5 triliun, atau sekitar 106% dari target tersebut. (24/10)
BKPM
sendiri mencatatkan bahwa realisasi investasi PMA dan PMDN yang terjadi
dalam periode Januari – September 2012 sudah mencapai angka Rp229.9
triliun atau 81% dari target di tahun 2012 ini. Jika dibandingkan dengan
capaian pada periode yang sama tahun 2011 (Rp 181,0 triliun), terdapat
peningkatan sebesar 27,0%.
Capaian tersebut membuat BKPM yakin
bahwa pembentukan modal tetap bruto (PMTB) bisa menunjang ekonomi
Indonesia tumbuh hingga 6.4% tahun ini. Meskipun terjadi penurunan total
nilai ekspor, pertumbuhan ekonomi bisa dikompensasi melalui pertumbuhan
investasi. Investasi [PMTB] sekarang tercatat tumbuh 10.5%-10.8%
Realisasi Investasi Triwulan III Tahun 2012
Realisasi
investasi PMDN pada periode Triwulan III Tahun 2012 terjadi peningkatan
sebesar 32.6% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun
2011, dari nilai realisasi investasi Rp 19.0 triliun menjadi Rp 25.2
triliun.
Realisasi investasi PMA pada periode Triwulan III Tahun
2012 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2011 juga
meningkat sebesar 22.0%, dari nilai realisasi investasi Rp 46.4 triliun
menjadi Rp 56.6 triliun.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah figur dari realisasi investasi PMDN dan PMA:
1. Realisasi Investasi PMDN
Realisasi
PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Industri Mineral Non
Logam (Rp 5.9 triliun); Industri Makanan (Rp 4.6 triliun); Industri
Tekstil (Rp 2.6 triliun); Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 2.0
triliun); dan Konstruksi (Rp 1.9 triliun).
Realisasi PMDN
berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (Rp 6.7 triliun),
Jawa Timur (Rp 5.2 triliun); Jawa Tengah (Rp 3.3 triliun); Bali (Rp 1.8
triliun) dan Kalimantan Timur (Rp 1.6 triliun).
2. Realisasi Investasi PMA
Realisasi
PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Kimia Dasar,
Barang Kimia dan Farmasi (US$ 1.1 miliar); Pertambangan (US$ 1.1
miliar); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (US$ 0.8 miliar);
Industri Kertas, Barang dari Kertas dan Percetakan (US$ 0.7 miliar); dan
Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 0.5 miliar).
Sedangkan
realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah DKI Jakarta
(US$ 1.2 miliar); Jawa Barat (US$ 1,0 miliar); Kalimantan Timur (US$ 0.7
miliar); Sulawesi Tengah (US$ 0.6 miliar); dan Riau (US$ 0.6 miliar).
Kesempatan dan Tantangan Investasi Indonesia
Empat
tahun terakhir Indonesia menjadi sorotan dunia khususnya kalangan
investor. Di tengah merosotnya perekonomian berbagai negara di dunia,
Indonesia justru muncul sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi
mengesankan. Tak heran, jika kemudian keterpurukan ekonomi negara-negara
di dunia itu, secara tak langsung, menjadi berkah bagi Indonesia karena
masuk dalam radar investor. Salah satu faktor yang menarik investor
masuk ke Indonesia adalah pasarnya yang besar dan daya beli dan konsumsi
dalam negeri yang tinggi.
Meskipun demikian Indonesia tidak dapat
berpuas diri dan tidak melakukan langkah-langkah untuk mengamankan
posisinya itu. Pasalnya seiring dengan membaiknya ekonomi global, jika
ekonomi negara lain pulih, Indonesia akan kembali menjadi kurang
menarik.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia adalah
berkenaan dengan masih jeleknya infrastruktur. Tercatat saat ini biaya
infrastruktur di Indonesia masih mencapai 14%, setara dengan biaya
tenaga kerja. Dengan tingginya biaya infrastruktur tersebut maka rantai
pasokan produksi menjadi mampet.
Masalah yang dihadapi lainnya
adalah ketidakpastian, aturan, inefisiensi, dan birokrasi. Biaya-biaya
'tidak terduga' yang masih besar akibat birokrasi yang tidak efisien
ternyata masih cukup tinggi yaitu sekitar 12%.
(Ika Akbarwati/IA/vbn)