
Penelitian yang melibatkan 126.920 perempuan tersebut menemukan peningkatan risiko pada kasus ini mencapai angka 25%. Hal ini berlaku pada semua jenis terapi hormon, baik terapi hormon estrogen maupun terapi estrogen dengan progestin.
"Penelitian ini menguatkan rekomendasi yang kami keluarkan sebelumnya yang memperingatkan para wanita untuk berhati-hati dalam menjalankan terapi hormon. Kami juga sangat merekomendasikan untuk melakukan terapi hormon," kata Konstantinos Tsilidis, seperti dilansir Zee News, Rabu (10/11).
Hasil penelitian ini akan dipresentasikan pada konferensi tahunan pertemuan Cancer Prevention Research yang diselenggarakan oleh AACR Frontiers.(zeenews/ADO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar