Monexnews -
Pasar saham global diperdagangkan menguat pada pembukaan sesi Wall Street, selain itu pelemahan Dollar AS
disertai penurunan yield obligasi secara konsisten dari level tertinggi
nya dalam 16 bulan terakhir yang sempat diraih beberapa hari lalu
berhasil memperbaiki sentimen para investor.
Berkurangnya permintaan terhadap Dollar AS menunjukkan bahwa sentimen
risk aversion sudah mereda, sehingga indeks saham Wall Street secara
perlahan bangkit mendekati level opening. Artikel Jon Hilsenrath di Wall
Street Journal yang membahas rencana Federal Reserve terkait kebijakan
moneternya berhasil memperbaiki sentimen para investor.
Hilsenrath mengklaim bahwa meski The Fed mereduksi skala pembelian
obligasinya namun tidak berarti bank sentral telah siap menaikkan suku
bunga acuan. Alhasil, sebagian besar pelaku pasar menyadari hal tersebut
karena Ben Bernanke sempat memberikan komentar yang serupa pada bulan
sebelumnya.
Data ekonomi yang baru dirilis juga menunjukkan bahwa momentum
ekonomi belum terlalu solid, sehingga penarikan stimulus pada fase ini
oleh The Fed juga masih kecil kemungkinan. Produksi industri stagnan di
bulan Mei setelah jatuh -0.4% di bulan sebelumnya. Sementara consumer
confidence jatuh ke 82.7 dari sebelumnya 84.5, berkurangnya optimisme
konsumen AS ini dinilai wajar namun harapan terhadap outlook ekonomi
yang lebih cerah di masa mendatang masih menopang sentimen.
Tekanan inflasi juga dilaporkan naik tipis karena faktor musiman
kenaikan biaya pangan dan energi sehingga mendongkrak kenaikan angka PPI
ke 0.5% di bulan Mei. Sementara defisit neraca berjalan AS melebar dari
-$102.3 milyar menjadi $106.1 milyar.
Melihat kedepan fokus para investor akan tertuju pada kenaikan bursa
saham Wall Street, jika penguatan dapat berlanjut maka seharusnya
pairing EURUSD, GBPUSD dan AUDUSD dapat pulih.
(Sap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar