Monexnews - Seperti
sudah diperkirakan sebelumnya, harga saham Apple Inc melonjak drastis
pasca munculnya kabar kerjasama distribusi dengan operator China Mobile.
Pada sesi perdagangan Kamis (05/12), Apple tembus level tertinggi dalam
52 pekan terakhir di level $575.14 sebelum akhirnya melemah beberapa
Dollar. Sampai dengan saat ini, rekor terbaik Apple masih di level $700
yang dicetak pada bulan September 2012.
Trend
penguatan Apple ke posisi tertingginya untuk tahun 2013 dimulai sejak
akhir Juni lalu. Namun dalam dua pekan terakhir pergerakan harganya
relatif lebih kencang, hingga mencapai 10%, berkat optimisme investor
terhadap prospek penjualan produk-produk terbaru dan euforia musim
liburan yang identik dengan periode belanja warga Amerika.
Dari
sisi kebijakan internal, penguatan saham Apple juga dipengaruhi oleh
program buy back sebanyak 5% dari total ekuitas yang beredar di pasar.
Pun demikian, banyak pihak merasa jumlah pembelian kembali oleh
perusahaan masih kurang banyak karena Apple memiliki dana tunai
berlimpah. Salah satu investor yang cukup meradang dengan betapa
kebijakan produsen iPhone ini adalah Carl Icahn. Investor aktivis yang
memegang $2.5 miliar saham Apple ini bahkan telah mendaftarkan
permintaan supaya pemilik saham berhak ikut dalam voting kebijakan
tentang wacana penambahan porsi buy back sebanyak $50 miliar.
Puncak
kinerja saham Apple tercatat semalam, ketika harga sempat tembus level
$575 sebelum akhirnya berakhir di $568.73 atau ditutup plus 0.66%. Arus
beli mendadak deras pasca didapatnya dukungan distribusi iPhone dari
operator seluler terbesar di negara China. Perusahaan China Mobile
kemarin dikabarkan resmi meneken perjanjian kerjasama untuk penjualan
smartphone yang diproduksi oleh Apple. Berita ini berperan penting
terhadap masa depan penjualan Apple karena dengan 700 langganan yang
dimilikinya, China Mobile merupakan pemain penting dalam industri
teknologi nasional.
Kerjasama
dengan China Mobile akan membuat akses Apple ke konsumen China menjadi
semakin luas mengingat jika dihitung berdasarkan jumlah pelanggannya,
basis konsumen perusahaan China ini tujuh kali lebih besar dari Verizon
(operator terbesar Amerika). Sementara sejak pertama kali merilis
iPhone, wilayah China (termasuk Hong Kong dan Taiwan) adalah sumber
pemasukan terbesar ke-tiga bagi Apple setelah Amerika dan Eropa.
Kerjasama
dengan China Mobile diharapkan mampu mendongkrak citra dan kinerja
penjualan karena operator nasional ini memang cakap dalam memasarkan
ponsel mitra bisnisnya. Menurut lembaga riset saham, Trefis, China
Mobile akan mampu menjual setidaknya 1.5 juta unit iPhone per bulan
sehingga pada 2014 nanti jumlah pengguna iPhone akan bertambah sebanyak
20 juta. Jumlah sebesar itu setara dengan kenaikan penjualan sebanyak
17% dari catatan tahun fiskal yang berakhir 28 September lalu.
Grafik Pergerakan Saham Apple Inc 2013 (NASDAQ: AAPL)
Sumber: Macrumors
Tidak ada komentar:
Posting Komentar