
Data Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas menyebutkan kuota BBM bersubsidi sebanyak 36.504.779 kiloliter (KL), dengan rincian premium 21.454.104 KL, solar 11.250.675 KL, dan minyak tanah 3.800.000 KL.
"Kami hanya menyampaikan data kalau 53 persen konsumsi BBM bersubsidi 'diminum' oleh kendaraan pribadi dan pelat hitam," kata Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono, di Jakarta, Senin 6 Desember 2010.
Tubagus memaparkan, selain 53 persen BBM bersubsidi dikonsumsi mobil dan 40 persen oleh motor, angkutan barang juga mengonsumsi sebanyak empat persen, dan sisanya angkutan umum tiga persen.
Menurut Tubagus, dari 768 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jabodetabek, yang telah menjual Pertamax sebanyak 546 SPBU. Sementara itu, yang memiliki potensi untuk menambah penjualan Pertamax sebanyak 174 SPBU dan sisanya perlu investasi tangki Pertamax.
Namun, Tubagus enggan menjelaskan lebih lanjut tentang pembatasan BBM bersubsidi itu, karena menjadi kewenangan pemerintah untuk menjelaskan. BPH Migas hanya sebagai badan pelaksana.
"Sudah jelas ini bukan domain BPH Migas. Nanti, tunggu hari Kamis pembahasan antara pemerintah dan Komisi VII," katanya. (hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar