Monexnews - Harga saham Facebook
lagi-lagi merosot pekan ini. Saham Facebook (FB) anjlok nyaris 4% pada
sesi perdagangan hari Rabu (01/08). Dengan demikian, harga ekuitas
perusahaan milik Mark Zuckerberg itu tinggal separuh dari level pada
saat IPO Mei silam.
Sentimen berantai menerjang Facebook
dalam beberapa minggu terakhir. Kamis lalu, harga sahamnya turun 8,5% di
sesi reguler akibat laporan pendapatan yang lemah dari mitra bisnis
Zynga. Satu hari kemudian, harga kembali tergerus hingga ke bawah $23
pada sesi after-hours, kali ini karena hasil pendapatan Facebook sendiri
yang dirilis mengecewakan. Sampai pekan ini, nilai saham FB konsisten
turun sedikit demi sedikit setiap hari.
Di tengah kondisi pasar saham yang tidak
menentu, investor enggan mengoleksi portofolio yang bersifat spekulatif
dan lebih memilih target emiten dengan pertumbuhan jelas. Oleh karena
itu, Facebook kurang disukai selain laporan keuangannya yang jelek.
Salah satu cara untuk mendogkrak harga saham adalah dengan memperbaiki
kinerja pendapatan dan mencetak laba secara berkesinambungan.
Bila dilihat kasat mata, perusahaan ini
memang mempunyai prospek cerah di depan. Kombinasi antara jutaan
pengguna, database kuat, potensi iklan hingga peluang ekspansi besar
menjadi alasan mengapa sahamnya dijual pada harga $38 pada waktu IPO
($104 miliar). Sejak saat itu, FB hanya mampu menguat dalam beberapa
hari di bulan Juni sebelum akhirnya terus merosot ke $20.88 atau nyaris
separuh harga IPO. Alasan lain dari koreksi saham ini adalah kebijakan
perusahaan untuk membolehkan karyawannya menjual saham mulai bulan
Agustus.
Bagi sebuah perusahaan yang baru malang
melintang di bursa, aspek fundamental usaha Facebook sesungguhnya cukup
bagus. Total penghasilan kuatal II tercatat $1,18 miliar atau di atas
perkiraan analis pasar. Pun demikian dengan jumlah penggunanya yang naik
dari 901 juta orang (Q1) menjadi 955 juta orang. Sayangnya, pemasukan
dari iklan 'hanya' naik 32% atau lebih kecil dibanding perolehan tahun
2011 yang mencapai 45%. Faktor yang membuat arus pemasukan iklan anjlok
adalah tren penggunaan mobile internet. Lebih dari separuh pengguna
mengakses akunnya via ponsel dan tablet, padahal FB belum memiliki basis
pemasaran mumpuni di perangkat mobile.
Harga saham Facebook tentu akan menguat
ketika terlampau jenuh. Namun tren penurunan masih eksis, setidaknya
sampai perusahaan merilis laporan pendapatan periode berikutnya. Mark
Zuckerberg harus memutar otak bagaimana mengangkat harga saham dengan
strategi jangka pendek, baik melalui ekspansi maupun optimalisasi bisnis
iklan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar