Monexnews - Nilai tukar Dollar memang tergolong kuat di tengah iklim pelonggaran moneter bank sentral Amerika Serikat. Bagi investor komoditi hal ini tidak bagus karena membuat harga beli produk seperti emas dan minyak jadi lebih mahal. 
Pun
 demikian bukan berarti prospek harga komoditi, khususnya minyak mentah,
 tidak lagi bagus untuk beberapa waktu ke depan. Salah satu hasil bumi 
favorit investor ini diuntungkan oleh dinamika politik yang terjadi di 
wilayah produsen seperti Timur Tengah dan Afrika. Belum lagi adanya 
pengurangan ekspor di Libya, Irak dan penurunan suplai di negara Eropa 
kaya minyak, Rusia. Artinya secara garis besar, faktor permintaan dan 
persediaan akan kembali mendominasi pergerakan harga dalam beberapa 
pekan ke depan.
Kini
 harga minyak diperdagangkan dekat level tertinggi bulan Mei 2012 
menyusul rally yang terjadi awal pekan setelah muncul laporan penurunan 
jumlah persediaan Amerika dan ketidakpastian politik di Yunani. Namun 
kinerja harga rentan berbalik turun seandainya data non-farm payrolls
 nanti malam memperlihatkan angka tenaga kerja baru di atas perkiraan. 
Makin membaiknya kondisi lapangan kerja di Amerika Serikat akan 
memperkuat alasan bagi Federal Reserve untuk menghentikan program 
stimulus anggaran lebih cepat dibanding perkiraan. Kontrak berjangka 
minyak mentah terpantau pada level $101.07 per barel.
 

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar