Halaman

Rabu, 02 Mei 2012

Indonesia Jawara Ngutang di Asia Timur

INILAH.COM, Jakarta - Menerbitkan obligasi sepertinya sudah menjadi tren perusahaan di Indonesia dalam mencari dana. Lihat saja, kini hampir setiap hari muncul berita tentang perusahaan yang akan menerbitkan surat utang. Melihat besarnya semangat berhutang, Bank Pembangunan Asia (ADB) yakin penerbitan obligasi korporasi tahun ini akan lebih ramai dari tahun sebelumnya.
Jika ramalan ADB menjadi kenyataan, maka Indonesia akan kembali mencatatkan diri sebagai pemimpin pasar obligasi korporasi di kawasan Asia Timur. ADB mencatat, tahun lalu outstanding obligasi korporasi Indonesia mencapai US$ 16 miliar atau tumbuh 28% dibanding posisi tahun 2010. “Tertinggi di kawasan Asia Timur, di atas China serta Filipina,” ujar Iwan Jaya Azis, Head of ADB Office of Regional Economic Integration.
Iwan mengungkapkan, sampai saat ini obligasi di kawasan Asia Timur masih didominasi oleh negara dengan komposisi 70%, sementara sisanya diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan. Di Indonesia sendiri, penerbitan obligasi masih didominasi oleh perusahaan yang bergerak di sektor finansial. Disusul sektor infrastruktur, seperti PLN dan Jasa Marga. “Namun dalam empat tahun ke depan kompisisi tersebut akan berubah,” kata Iwan.
Tampilnya Indonesia sebagai penerbit obligasi terbesar di Asia Timur tentu amat mencemaskan. Maklum, salah penyebab krisis krisis 2008 adalah akibat tidak terkontrolnya penerbitan obligasi oleh korporasi. Kecemasan itu semakin kuat setelah menyaksikan kehancuran perekonomian Yunani, Spanyol, dan Italia yang tak sanggup membayar obligasi yang telah jatuh tempo.
Namun kecemasan itu dibantah Iwan. Menurutnya, 42% obligasi Indonesia memiliki masa jatuh tempo lebih dari 10 tahun. “Ini lebih baik dibandingkan negara lain di Asia Timur. Apalagi sebagian besar obligasi diterbitkan oleh pemerintah,” kata Iwan. [tjs]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar