Liputan6.com, Jakarta: Harga emas di perdagangan
elektronik Asia, Senin (30/4), cenderung stagnan. Harga emas tampak
berusaha untuk melanjutkan peningkatan yang terjadi akhir pekan lalu.
Akan tetapi, tekanan dari pasar yang sepi berpotensi menghambat
pergerakan menguat harga emas.
Akhir pekan lalu, harga emas naik lumayan. Harga emas dikerek oleh dolar Amerika Serikat yang lesu di tengah harapan bahwa The Fed atau Bank Sentral AS berkomitmen untuk siap memberikan stimulus tambahan apabila dibutuhkan. Harga emas tampak cenderung bergerak minor yang mulai menguat, meski untuk tren mayor masih terperangkap dalam tren sideways.
Pagi ini, harga emas spot terpantau berada pada posisi US$ 1.664,70 per troy ons atau naik US$ 2,5. Akhir pekan lalu, harga emas sempat naik ke posisi US$ 1.667.60 per troy ons yang merupakan level tertinggi sejak 13April lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai harga emas masih berpotensi melanjutkan kenaikannya dalam jangka pendek. Harga emas akan mengetes level support yang cukup kuat di US$ 1.677 yang merupakan level MA 50 hari.(www.vibiznews.com/BOG)
Akhir pekan lalu, harga emas naik lumayan. Harga emas dikerek oleh dolar Amerika Serikat yang lesu di tengah harapan bahwa The Fed atau Bank Sentral AS berkomitmen untuk siap memberikan stimulus tambahan apabila dibutuhkan. Harga emas tampak cenderung bergerak minor yang mulai menguat, meski untuk tren mayor masih terperangkap dalam tren sideways.
Pagi ini, harga emas spot terpantau berada pada posisi US$ 1.664,70 per troy ons atau naik US$ 2,5. Akhir pekan lalu, harga emas sempat naik ke posisi US$ 1.667.60 per troy ons yang merupakan level tertinggi sejak 13April lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai harga emas masih berpotensi melanjutkan kenaikannya dalam jangka pendek. Harga emas akan mengetes level support yang cukup kuat di US$ 1.677 yang merupakan level MA 50 hari.(www.vibiznews.com/BOG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar