Halaman

Rabu, 16 Juni 2010

Kebanjiran Uang Gara-Gara World Cup 2010

Mantan presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki memperkirakan bahwa Piala Dunia 2010 akan menjadi peristiwa dimana benua Afrika "mengubah gelombang kemiskinan dan konflik yang terjadi selama berabad-abad. Pernyataan berlebihan dari seorang tokoh politik yang juga menyukai puisi. Piala Dunia kali ini akan mendatangkan keuntungan dana terbesar dalam sejarah penyelenggaraanya. Pemasukan total sebesar US$3,3 miliar telah diterima oleh FIFA dari penjualan hak siar televisi dan sponsor. Jauh lebih besar dari pemasukan Piala Dunia 2006 di Jerman.

Puncak pesta sepakbola dunia empat tahun sekali ini juga merupakan yang termahal. FIFA mengeluarkan dana $1,1 miliar, sementara Afrika Selatan menghabiskan $5 miliar untuk mempersiapkan negara pelangi ini siap menggelar pesta olahraga akbar terbesar sejak Piala Dunia Rugby tahun 1995 dengan membangun stadion baru dan jalur transportasi.

Memang terlihat bahwa Afrika Selatan sudah siap menyelenggarakan pesta olahraga ini.

Hanya sedikit pekerjaan penyelesaian di proyek-proyek jalan baru dan bandar udara. Di Soccer City, tempat Piala Dunia dibuka dan ditutup, sedikit pekerjaan memoles lingkungan hijau yang masih harus dilakukan agari kompleks itu tampak indah.

Stadion itu sendiri merupakan satu prestasi, tetapi wilayah di sekitarnya pun juga telah berubah dari periode tiga tahun lalu. Jalan-jalan baru dibangun, satu stasiun kereta baru menjadi bukti dampak menjadi tuan rumah Piala Dunia pada negara ini.

Nelson Mandela

Danny Jordaan, Nelson Mandela dan Jerome Valcke bersama Piala Dunia


Sementara FIFA juga dikritik karena pemasaran ketat yang diberlakukan dan harga paket menonton yang ditawarkan mitra badan olahraga dunia ini pun dianggap terlalu mahal. Tetapi stadion-stadion baru itu tampak megah, suasana dan antisipasi terus meningkat dan warga pun tampak lebih ramah terhadap pengunjung.

Bahkan warga daerah kumuh Khayelitsha, yang terdiri dari gubuk-gubuk aluminium tempat tinggal 1,6 juta orang, ramah dan bersahabat.

Di pemukiman ini tingggal Lunga, seorang pelatih sepakbola yang bekerja di salah satu dari 20 proyek Football For Hope yang tersebar di benua Afrika. Skema ini bertujuan meninggalkan satu warisan Piala Dunia bagi benua ini.

Lunga mempergunakan keahliannya bermain bola untuk mengajar para remaja mengatasi resiko terjangkit HIV, terlibat penggunaan obat terlarang ataupun kejahatan. Dia mengikuti program ini karena dia sendiri berhasil keluar dari kehidupan keras di daerah kumuh.

Namun, Lunga juga tidak yakin akan ada keuntungan abadi dari Piala Dunia bagi penduduk miskin negaranya. Seperti juga kebanyakan warga Afrika Selatan lain, dia memandang tidak akan ada perubahan setelah turnamen berakhir dan si kayak akan menjadi lebih kaya.

Danny Jordaan, ketua penyelenggara Piala Dunia Afrika Selatan dan lebih dari satu dekade menjadi pendorong di balik upaya menjadikan negara itu tuan rumah Piala Dunia 2010. Dan dia dengan keras menyatakan ada dampak positif Piala Dunia bagi negaranya.

Dia menegaskan setelah Piala Dunia, Afrika Selatan akan memiliki sejumlah stadion baru, kenang-kenangan indah, jalan baru, jaringan kereta dan bis yang baru dibangun ditambah hotel dan bandar udara. Kemudian dia menyatakan Afrika Selatan juga sekarang memiliki infrastruktur penyiaran dan teknologi yang canggih.

Jordaan mengatakan sejarah akan menilai Piala Dunia di negaranya setingkat dengan pembebasan Nelson Mandela dari penjara tahun 1994 dan pemilu yang demokratis di engaranya.

Mungkin dia benar.

Akan tetapi, Afrika Selatan akan menghabiskan dana miliaran dolar untuk membiayai iklan pesta selama tiga puluh hari yang akan dengan cepat menghilang sementara dunia olahraga terus bergerak maju ke peristiwa besar lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar