Halaman

Senin, 25 April 2011

Pemulihan Negara Balkan Berpotensi Terhambat oleh Krisis Yunani

(Vibiznews – Business) – Krisis yang menimpa Yunani mengakibatkan risiko tertularnya krisis tersebut ke negara-negara lain di kawasan Balkan (21/04). Krisis Yunani tampaknya akan semakin sulit untuk diatasi karena pemulihan ekonomi di negara ini merupakan yang paling lambat di antara negara-negara di kawasan Eropa Timur.

Yunani telah meminta bantuan dana dan Uni Eropa dan IMF setelah negara tersebut dilanda krisis utang dan menghadapi kemungkinan kebangkrutan. Akhir-akhir ini yield obligasi Yunani mengalami kenaikan yang signifikan sehingga para investor khawatir negara ini akan terpaksa merestrukturisasi utangnya. Kekhawatiran tersebut akan mengakibatkan dampak terhadap bank-bank yang beroperasi di kawasan Balkan. IMF dan EBRD harus bekerja lebih keras untuk menghindari penularan dampak tersebut.

EBRD dibentuk setelah kejatuhan komunisme untuk membantuk negara-negara di Eropa Timur dan mantan Uni Soviet melakukan transisi ke dalam ekonomi pasar. Institusi ini memprediksi bahwa ekonomi di Balkan akan mengalami pertumbuhan sebesar 1.9% tahun ini. Tingkat pertumbuhan ini merupakan setengah dari proyeksi pertumbuhan di negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur.

Balkan Mesti Lewati Jalan Panjang Untuk Jadi Bagian Uni Eropa

Negara-negara Balkan adalah negara-negara independent yang pernah menjadi bagian dari negara Yugoslavia. Setelah Yugoslavia runtuh, negra negara ini membentuk pemerintahan mandiri. Akan tetapi negara-negara ini membutuhkan bantuan karena mereka harus melakukan transisi dari ekonomi dengan system komunis menjadi ekonomi dengan system pasar.

Sebagai negara yang berada di kawasan Eropa, negara-negara Balkan memiliki tujuan untuk dapat menjadi bagian dari blok perdagangan Uni Eropa. Dengan bergabungnya mereka ke dalam organisasi tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi akan mengalami peningkatan. Akan tetapi tampaknya bukan hal yang mudah bagi negara-negara ini untuk dapat menjadi bagian dari Uni Eropa.

Di kawasan Balkan sendiri penyebaran kesejahteraan terbilang cukup bervariasi. Sementara Slovenia, Rumania dan Bulgaria telah menjadi anggota Uni Eropa, negara-negara lain masih mengantri untuk dapat menjadi bagian dari organisasi elit tersebut. Kroasia diperkirakan akan mampu segera menyusul. Seluruh negara bekas bagian Yugoslavia ini berharap untuk dapat menjadi bagian dari Uni Eropa.

Negara Bosnia & Herzegovina merupakan negara Balkan yang paling miskin dengan kondisi ekonomi terparah. Pada masa disintegrasi dengan Yugoslavia negara ini mengalami perang dengan Serbia sehingga sampai saat ini negara ini masih belum stabil secara politik. Kondisi ini tentunya menjadikan para investor memilih untuk tidak menanamkan modal mereka di negara ini.

Sementara itu Serbia yang menjadi lawan Bosnia dalam perang Balkan tersebut tampaknya akan dapat segera mewujudkan impian untuk menjadi salah satu anggotan Uni Eropa tahun ini. Kroasia bahkan akan segera mewujudkan impian untuk menjadi anggota Uni Eropa, diharapkan per bulan Juni tahun ini. Negara ini akan menyusul Slovenia, Rumania, dan Bulgaria. Persetujuan Kroasia untuk menjadi salah satu anggota Uni Eropa akan membuka peluang bagi negara-negara Balkan lainnya.

Kristanto Nugroho, komisaris BBJ memandang bahwa krisis Yunani adalah bukti bahwa jalan perjuangan untuk menyehatkan keuangan negara-negara Balkan adalah masih panjang. Kegagalan perekonomian Yunani menjadi sebuah agenda yang masih memerlukan penanganan, dimana hutang yang harus direstrukturisasi bisa mencapai lebih dari 1.5 kali dari GDP negara tersebut, tentunya bukan permasalahan yang gampang, sehingga penyehatan keuangan negara-negara Balkan merupakan suatu perjuangan yang tidak mudah. Bagi para investor, meningkatnya resiko hutang seperti ini membuat negara-negara Balkan semakin kesulitan dalam membenahi ekonominya.

(Ika Akbarwati/IA/vbn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar