Halaman

Senin, 11 Juni 2012

Indonesia Siap Jadi Tujuan Investasi Terfavorit Dunia

(Vibiznews-Business), Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa optimistis Indonesia akan menjadi negara tujuan investasi terbesar di dunia di tahun 2013. Investasi itu akan semakin mendorong laju perekonomian Indonesia.

"Investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di tahun 2013 nanti, Indonesia akan menjadi negara tujuan inevstasi paling besar di dunia," kata Hatta di sidang pleno HIPMI, Kuningan, Jakarta, Sabtu (09/06/2012).

Hatta juga optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2014 nanti. Saat ini, pemerintah sedang menjaga supaya pertumbuhan ekonomi bisa tetap di atas 6%.

Menurut dia, perekonomian Indonesia saat ini masih kuat dan tidak akan terpengaruh krisis utang Eropa yang tak kunjung usai. Pasalnya, ekonomi Indonesia tidak terlalu bergantung pada ekspor.

"Market domestik kita kuat, ekspor juga tetap tumbuh. Kita mencatat ekspor sebanyak US$ 200 miliar di 2011 itu 24% dari PDB," jelasnya.

Hatta menambahkan, saat ini pasar domestik Indonesia masih sangat kuat karena daya beli masyarakat semakin hari makin tinggi. Apalagi ia memprediksi tahun ini 8-10 juta orang akan tumbuh menjadi kelas menengah baru.

"Dengan daya beli masyarakat yang sangat tinggi itu kita harus menekankan (ekonomi) tumbuh tetap di atas 6%," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Kerjasama Regional Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rizar Indomo Nazaroedin mengungkapkan, Indonesia masih menduduki peringkat 9 dari 193 negara sebagai negara tujuan utama penanaman investasi asing dalam bentuk foreign direct investmen atau investasi langsung.

"Indonesia menempati peringkat 9 untuk FDI, berdasarkan survei UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development)," katanya saat ditemui wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (14/05).

Menurut Rizar, survei tersebut dilakukan terhadap 193 negara maju dan/atau negara berkembang di dunia.

Peringkat Indonesia untuk 2 periode yaitu 2009-2011 dan 2010-2012 tidak berubah yaitu berada pada posisi kesembilan untuk negara tujuan investasi utama.

Khusus untuk periode 2010-2012, Indonesia bahkan sukses mengalahkan Jerman, Thailand, Jepang, dan Malaysia.

"Indonesia saat ini sudah bisa memilih investor," jelasnnya.

Saat ini, Rizar menyatakan Indonesia telah mengantongi beberapa peringkat investasi dari lembaga-lembaga pemeringkat internasional.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Pahala Mansury menambahkan, Indonesia merupakan penyumbang porsi Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di ASEAN atau sekitar 50%-51%.

"Dengan naiknya PDB per kapita yang mencapai angka sekitar US$ 3.500, itu sangat mungkin porsi PDB itu dari Indonesia," katanya.

Di samping itu, pengamat ekonomi, Aviliani mengatakan, setuju dan sama optimisnya dengan Hatta maupun para pakar ekonomi lainnya bahwa Indonesia mampu menjadi yang terbaik dalam perekonomian dunia.

Dia menjelaskan, sesungguhnya tidak harus menunggu tahun depan Indonesia akan menjadi tujuan investasi favorit dunia. "Sebenarnya sudah sejak tahun 2010, Indonesia bisa jadi yang terbaik karena negara-negara lain kondisinya lagi down," ujarnya saat dihubungi Vibiznews malam ini, Sabtu (09/06/2012).

Menurutnya, berdasarkan dari program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembagunan Ekonomi Indonesia (MP3I) yang memfokuskan pada 6 koridor utama, yaitu Sumatera, Jawa, NTT-NTB, Maluku-Papua, Sulawesi, dan Kalimantan dapat semakin terlihat kekuatan terbesar Indonesia ada di tambang dan energi.

"Sektor tambang dan energi di Indonesia sangat berpotensi besar, kini dua sektor tersebut yang paling banyak diminati investor dunia. Dengan demikian total investasi yang bisa kita dapatkan selama satu tahun ke depan dari total 22 sektor di 6 koridor utama sebesar Rp 500 triliun," sambungnya lagi kepada Vibiznews.

Dibandingkan dengan Cina dan India yang memang sudah full capacity, Aviliani menambahkan, Indonesia sudah seharusnya tampil di depan sebagai negara yang menjadi tujuan utama para investor dunia dengan pertumbuhan ekonominya yang diyakini akan terus meningkat dan tetap bertumbuh positif.

"Indonesia masih terus dilirik dunia karena ekonominya yang tetap baik bahkan terus bertumbuh. Namun sekarang tergantung dari pemerintah kita dimana masih saja terjadi peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang masih bertentangan," urainya.

"Akan tetapi, saya tetap yakin, tahun depan Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya sebesar 6 persen. Bahkan kalau semakin banyak investor dunia yang berinvestasi di Indonesia angka 6,8-7,2 persen bukan sesuatu hal yang mustahil dapat kita capai," tutupnya kepada Vibiznews.

(Rimba Laut/RM/VBN,dtc,berbagaisumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar