(Vibiznews - Business) - Persaingan bisnis di dunia penerbangan kian
hari kian ketat. Seperti pada business news sebelumnya dimana kami
membahas mengenai jajaran maskapai penerbangan terfavorit yang dimana
tiap-tiap maskapai berlomba-lomba menawarkan pelayanan paling optimal
kepada penumpang. Dengan melihat kondisi tersebut, kita dapat
menyimpulkan bahwa bisnis penerbangan terus mengalami kemajuan. Kondisi
tersebut juga seiring dengan ketatnya penjualan pesawat
berpenumpang yang masih terjadi antara dua produsen utama yaitu Boeing dan Airbus.
Produsen pesawat berpenumpang asal Amerika Serikat, Boeing pada hari ini memprediksi bahwa dalam 20 tahun mendatang permintaan akan pesawat berpenumpang akan mencapai 34 ribu buah dengan nilai nominal sebesar 4,5 triliun dollar. Boeing menyatakan bahwa perkembangan bisnis maskapai penerbangan akan sangat prospektir di kawasan Asia dengan dua negara utama yaitu India dan China. Tujuan-tujuan favorit dan diprediksi akan terus berkembangan ialah tujuan-tujuan yang ada di kawasan Asia Pasific. Dalam dua dekade kedepan, pertumbuhan rute-rute baru diprediksi akan dapat menjangkau hingga sebanyak 100 rute baru.
Tingkat kesibukan penerbangan menurut Boeing juga diprediksi akan meningkat sebesar 5% dalam 20 tahun mendatang. Sedangkan perputaran pengiriman kargo diprediksi meningkat sebesar 5,2%. Boeing menambahkan bahwa alasan mengapa industri maskapai penerbangan semakin ketat ialah dengan adanya persaingan dengan menerapkan harga tiket yang bersaing dan dengan ditambah efisiensi bahan bakan menjadikan industri ini makin menjadi faktor majunya bisnis penerbangan.
Jenis pesawat single-aisle aircraft seperti Boeing 737 dan Airbus A320 diprediksi akan masih menjadi favorit dalam 20 tahun mendatang. Boeing sendiri memprediksi bahwa penjualan produk 737 akan mencapai 2,03 triliun dollar, sedangkan jenis "sedang" yaitu 787 akan mencapai 2,08 tirliun dollar. Lalu jenis "besar" seperti 747 akan diprediksi terjual dengan nominal 280 miliar dollar.
Menyimak penjelasan dan prediksi yang disampaikan oleh Boeing diatas, kita bisa melihat bahwa meski harga bahan bakar diprediksi mengalami kenaikan dalam jangka panjang terkait dengan semakin berkurangnya persediaan global, kebutuhan transportasi di udara rupanya masih menjadi hal yang sangat diperlukan bagi banyak orang. Sehingga sesuai dengan hukum ekonomi, penawaran produk atau penjualan pesawat berpenumpang akan semakin tinggi jika disaat yang bersamaan tingkat permintaan terus meningkat.
(Joko Praytno/JP/vbn)
Foto : worldcaredition.blogspot.com
Produsen pesawat berpenumpang asal Amerika Serikat, Boeing pada hari ini memprediksi bahwa dalam 20 tahun mendatang permintaan akan pesawat berpenumpang akan mencapai 34 ribu buah dengan nilai nominal sebesar 4,5 triliun dollar. Boeing menyatakan bahwa perkembangan bisnis maskapai penerbangan akan sangat prospektir di kawasan Asia dengan dua negara utama yaitu India dan China. Tujuan-tujuan favorit dan diprediksi akan terus berkembangan ialah tujuan-tujuan yang ada di kawasan Asia Pasific. Dalam dua dekade kedepan, pertumbuhan rute-rute baru diprediksi akan dapat menjangkau hingga sebanyak 100 rute baru.
Tingkat kesibukan penerbangan menurut Boeing juga diprediksi akan meningkat sebesar 5% dalam 20 tahun mendatang. Sedangkan perputaran pengiriman kargo diprediksi meningkat sebesar 5,2%. Boeing menambahkan bahwa alasan mengapa industri maskapai penerbangan semakin ketat ialah dengan adanya persaingan dengan menerapkan harga tiket yang bersaing dan dengan ditambah efisiensi bahan bakan menjadikan industri ini makin menjadi faktor majunya bisnis penerbangan.
Jenis pesawat single-aisle aircraft seperti Boeing 737 dan Airbus A320 diprediksi akan masih menjadi favorit dalam 20 tahun mendatang. Boeing sendiri memprediksi bahwa penjualan produk 737 akan mencapai 2,03 triliun dollar, sedangkan jenis "sedang" yaitu 787 akan mencapai 2,08 tirliun dollar. Lalu jenis "besar" seperti 747 akan diprediksi terjual dengan nominal 280 miliar dollar.
Menyimak penjelasan dan prediksi yang disampaikan oleh Boeing diatas, kita bisa melihat bahwa meski harga bahan bakar diprediksi mengalami kenaikan dalam jangka panjang terkait dengan semakin berkurangnya persediaan global, kebutuhan transportasi di udara rupanya masih menjadi hal yang sangat diperlukan bagi banyak orang. Sehingga sesuai dengan hukum ekonomi, penawaran produk atau penjualan pesawat berpenumpang akan semakin tinggi jika disaat yang bersamaan tingkat permintaan terus meningkat.
(Joko Praytno/JP/vbn)
Foto : worldcaredition.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar