Halaman

Kamis, 15 Desember 2011

Deposito Turun, Investor Migrasi ke Saham

VIVAnews - Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI Rate menjadi enam persen. Hal itu, diikuti perbankan yang menurunkan suku bunga deposito di kisaran 5-6 persen.

Direktur PT Recapital Asset Management, Pardomuan Sihombing menilai, penurunan bunga deposito membuat investasi di pasar uang tidak menarik lagi. Sebab, penurunan bunga deposito akan membuat masyarakat mengalihkan investasinya ke produk pasar modal.

"Saya melihat di 2012 akan ke pasar saham. Sebab, saham ini yang masih menarik," kata Pardomuan, ketika berbincang dengan VIVAnews.com, di Jakarta, Rabu.

Dengan kondisi pasar uang sedang tidak menarik akibat turunnya bunga deposito, masyarakat akan beralih ke pasar saham. "Memang saat ini migrasinya masih cukup kecil, tetapi tahun depan bakal meningkat," tuturnya.

Dia mengakui, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi perekonomian global sedang melambat, namun terlihat dukungan investor pada pasar saham di negara-negara berkembang atau emerging market masih bagus.

"Salah satunya Indonesia, di 2012 saham itu sebagai opportunity. Saya melihat, saham lebih menarik dibanding sektor keuangan lainnya," ungkapnya.

Tentu, lanjut Pardomuan, penilaiannya itu mempunyai alasan, yaitu pertama faktor instrumen investasi lainnya sedang tidak menarik termasuk deposito. Kemudian faktor kedua yaitu kondisi makro ekonomi Indonesia yang masih kuat ditengah 'badai' krisis di Eropa.

"Ketiga, kinerja emiten-emiten di bursa saham kita masih baik," kata dia.

Faktor terakhir, ujar Pardomuan, adalah faktor eksternal di negara-negara maju yang perekonomiannya sedang mengalami perlambatan. Tentunya, para investor dari negara-negara itu akan mengincar saham-saham di negara emerging market. "Ke Indonesia tentunya," tutur Pardomuan.

Tips Investasi Bagi Pemula

Sementara itu, Pardomuan juga memberikan tips investasi bagi pemula yang hendak mengalihkan investasinya ke pasar modal.

"Untuk awal lebih baik ke reksa dana dulu dengan pertimbangan risiko, yaitu ada konservatif, moderat, dan campuran. Lalu masuk ke reksa dana saham, sambil belajar bagaimana cara-cara berinvestasi di reksa dana saham. Setelah itu baru pindah ke saham," kata dia.

Terpenting, Pardomuan menjelaskan, bahwa faktor pertimbangan untuk melakukan investasi adalah likuiditas yang artinya saham yang dibeli adalah saham-saham yang memang banyak dibeli dan banyak dijual.

Pardomuan menambahkan, faktor pertimbangan selanjutnya adalah fundamental yang artinya harus dilihat saham-saham milik emiten yang industrinya tumbuh dengan keuangan perusahaan yang baik.

"Itu jika untuk pemula yang ingin berinvestasi di saham, kalau untuk yang sudah bergerak di saham bisa satu semester," kata dia. (umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar