Halaman

Selasa, 20 Desember 2011

Membedah Wajah Perbankan RI di 2012

Jakarta - Tahun 2011 menjadi tahun yang penuh kasus untuk industri perbankan Indonesia. Di tengah tekanan krisis global, perbankan juga harus menghadapi masalah internal berupa maraknya kasus pembobolan.

Kasus-kasus pembobolan tidak hanya terjadi di bank-bank lokal, namun juga bank asing yang cukup besar seperti Citibank. Belum termasuk kasus tewasnya nasabah kartu kredit Citibank yang diduga akibat tindakan debt collector.

Berbagai masalah yang mencoreng perbankan Indonesia itu akhirnya memaksa Bank Indonesia (BI) mengeluarkan berbagai aturan yang lebih ketat agar tidak kecolongan lagi.

Setelah berbagai masalah tersebut, ditambah tekanan krisis global yang belum juga usai, bagaimana wajah perbankan Indonesia di tahun 2012? Apa saja tantangan yang akan dihadapi perbankan Indonesia

Berikut kutipan wawancara detikFinance bersama Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang Penelitian dan Pengaturan Perbankan Muliaman Hadad di Hotel Nikko, Bali, Kamis (1/12/2011).

Prospek industri perbankan RI 2012 seperti apa? Berikut serta tantangannya?

Tahun 2012 itu tantangan perbankan tentu saja datang dari luar dan dari dalam. Dari dalam itu ada keperluan untuk meningkatkan capacity dan dukungan untuk meningkatkan kemampuan usaha lebih lanjut dari bank. Capacity ini tidak hanya SDM (sumber daya manusia) tetapi juga dukungan organisasi, IT, dan juga kontrol karena beberapa kasus terjadi di 2011 ini kan banyak terkait persoalan-persoalan fraud. Saya kira kita tidak ingin itu terjadi lagi di 2012. Maka tantangan kedalam yakni meningkatkan capacity termasuk good governance dan sebagainya. Agar juga bisa merespons perkembangan yang terjadi belakangan hari ini seperti shock dan gejolak yang terjadi.

Bagaimana tantangan dari luar?

Keluar, tantangannya, pertumbuhan ekonomi tidak banyak berubah dari tahun 2011, ruangan kredit saya melihat masih cukup longgar dengan angka itu kan pertumbuhan kredit di drive oleh pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan yang besar kan permintaan terhadap kredit baik. Pertumbuhan baik atau sama dengan 2011 saya kira banyak harapan bank berkiprah di dalam kreditnya kepada masyarakat, jadi ada tantangan sekaligus oportunity.

Penopang pertumbuhan kredit sendiri di 2012 di sektor apa?

Tahun 2012 ini banyak harapan pembiayaan kegiatan pembiayaan pembangunan infrastruktur akan meningkat. peluang industri perbankan untuk membantu atau mendorong infrastruktur terbuka peluang yang sangat besar.

Kredit apa yang berkembang?

Tahun depan ini ya diharapkan sejalan dengan perkembangan rencana pembangunan infrastruktur maka diharapkan kredit modal kerja dan investasi bisa meningkat dan dominan.

Dengan derasnya kredit di 2011 apakah bisa capai target nanti di 2012? Berapa kira-kira pertumbuhan kredit perbankan di 2012?

Sekarang kan sudah 26% memang, tapi pertumbuhan kredit Desember saja belum diketahui, saya kira nanti-nya target Rencana Bisnis Bank di 2011 yang mencapai 24,2% bisa tercapai. Nah bagaimana kedepan? ini memang ada beberapa concern dari bank sentral di 2012 akan didalami keinginan bank sentral meningkatkan efisiensi di perbankan kita. Kan kita sudah turunkan biaya bunga nah tetapi kemudian transimisinya lambat itu dan margin terkesan masih tinggi terus terang saja ada keinginan memahami ini semua apa yang terjadi. kita harapkan bisa meresponnya, dan bisa dibilang kita ingin ditahun 2012 fokus untuk peningkatan efisiensi jadi fokus kita.

Bagaimana perbankan menghadapi gejolak krisis global yang saat ini tengah terjadi?

Impact pasti ada tapi banyak datang terhadap ekonomi secara keseluruhan kalau kepada individual bank mudah dilihat dari berapa besar penetrasi pinjaman ke bank-bank Eropa. Nah tapi yang kita lihat adalah dampak kalau sudah mempengaruhi ekonomi secara besar kan permintaan terhadap layanan perbankan bisa berkurang. Kalau ekonomi bagus tahun depan bank masih berkiprah lebih banyak.

Efeknya sendiri?

Kan kita tidak tahu tapi sampai kapan krisis ini mengganggu, memang kan ada inisiatif menyelesaikan seperti 6 bank sentral yang memompa likuiditas ke Eropa ini kan good news kita harapkan bisa sustain agar kekhawatiran krisis bisa berkurang.

Bank ingin berkembang supaya eksis ke Luar Negeri dukungan BI?

Kita dukung keinginan mereka untuk membuka jaringan cabangnya dengan dukungan permodalan yang kuat. ini penting jangan sampai berhenti ditengah jalan. Ada beberapa hal agar tercapai :

1. Akan kita kawal dengan otoritas setempat kita akan bicarakan ini kan kadang pembatasan tertentu ke bank kita karena belum update data. Seolah-olah bank negara kita bank negara krisis padahal tidak. Updating informasi ini diperlukan kita terus bekerja keras seperti ke cina, singapura, HK untuk menjelaskan posisi Indonesia ekonominya.

2. Kadang kesulitan ini lebih banyak karena pengawasan bukan regulasi tapi pengawasan misalnya pengawasnya mengatakan bank RI disana tidak sesuai. Respon pengawasan ini menjadi penting kita belajar dalam pengalaman kita selama ini. Keterbukaan ekonomi kita luar biasa dan berfikir meski seperti apa kedepan. Kita melihat sistem lisencing.

Layak nggak bank kita pergi keluar negeri untuk eksis?

Saya kira soal layak dan tidak layak harus diperhitungkan, kalau berat kan tentu saja perlu dipikir kalau teman-teman yakin bahwa memang ada bisnis rasional dan komersial yang cukup ya kenapa tidak kan itu perlu agar nanti pas ASEAN Economic Integration kita perlu juga meningkatkan ketahanan indusri perbankan kita.

Pembatasan saham?

Perbankan RI itu banyak dimiliki oleh keluarga hampir 70% baru 23-26 bank yang listed. Padahal kita dorong perbankan biar listed agar kepemilikan bisa berkembang. 70% itu dimiliki keluarga kan tentu saja antara anak bapak nenek kakek kan dapat jabatan saya kira dari sisi governance kurang elegan akhirnya fakta statistik menyebutkan dari sekian bank yang ditutup, colaps bukan karena persaingan tapi karena dicuri sama yang punya ada intervensi yang terlalu dalam maka pertimbangan governance bisa dimiliki control governance dengan cara baik.

Kapan direalisasikan?

Semua masih berjalan pada koridornya tidak ada rencana perubahan aturan, kita tetep fokus karena fokus kita bagaimana menjamin stabilitas industri keuangan. Nanti kita akan umumkan. Sebenarnya menunggu timing yang tepat.

Sebagai otoritas, apa harapan anda terhadap industri perbankan RI?

Ada beberapa hal, yakni :

1. Intermediasi

Harus ada intermediasi yang saya kira perlu diciptakan. Dimana agar bank sehat dan efisien sehat secara financial dan efisien sehingga bisa jual harga murah dan akan lebih banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan jasanya.

2. Pelayanan Konsumen

Bank itu kedepan jangan anggap ringan hak-hak konsumennya ini penting karena konsumen sekarang pandai kritis dan dekat informasi ini tantangan bagi bank agar memperoleh loyalitas. Bagaimana agar bisa memberikan pelayanan baik bagi konsumen ini yang penting dan kedepan itu akan banyak jadi topik pembicaraan.

3. Suku Bunga Rendah

Suku bunga rendah jadi tujuan dan impian BI kedepan.

(dru/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar