BANDUNG, (PRLM).- Menjelang Idulfitri, produksi clothing dan distro meningkat hingga 300 persen. Kendati demikian, mayoritas hasil produksi tersebut lebih menyasar ke pasar ritel di daerah dibandingkan dengan di Bandung.
Ketua Kreatif Independent Clothing Kommunity (KICK) Ade Andriansyah mengungkapkan, kondisi pasar di Bandung saat ini tidak semudah beberapa tahun lalu. Salah satunya dipengaruhi oleh semakin banyaknya pemain baru di sektor tersebut sehingga berdampak pada omzet yang dihasilkan.
”Semakin ketat karena yang bermain di segmen ini pun semakin banyak. Dulu, pasar ritel di sini sangat kuat. Tapi, kita juga harus mengembangkan diri, misalnya dengan mencari titik distribusi yang aman,” ujarnya.
Salah satunya, ungkap Ade, yang juga pemilik distro Flashy, adalah dengan membuka pasar ritel baru di berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya, beberapa kota di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan beberapa daerah lain di Jabar. ”Saat ini kecenderungannya lebih banyak yang ke daerah dibandingkan dengan pasar ritel di Bandung. Kalau diperkirakan, komposisinya mencapai 60 persen luar dan 40 persen untuk lokal,” ucapnya.
Kondisi tersebut, menurut dia, cukup jauh berbeda dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Apalagi, saat ini, berdasarkan catatan yang ia miliki, meski mengalami peningkatan dibandingkan dengan hari-hari normal, omzet yang diraih tahun ini cenderung fluktuatif dan tidak stabil.
”Perbandingan penjualan antara hari biasa dan akhir pekan biasanya tidak terlalu jauh. Kalau sekarang, grafiknya turun naik, perbedaannya signifikan antara akhir pekan dan hari biasa,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, Ade tak menampik bahwa hal itu cukup menimbulkan kekhawatiran. Namun, ia tetap optimistis penjualan tahun ini tidak akan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. ”Oleh karena itu, kami distribusikan ke daerah lain untuk menutupi secara keseluruhan,” ujarnya.
Pemilik distro Airplane Fiki Satari menambahkan, semakin banyaknya pusat perbelanjaan modern di Bandung secara tidak langsung memengaruhi pasar distro dan clothing. Pasalnya, keberadaan mal secara langsung
memfasilitasi brand dan merek asal luar negeri.
”Bandung semakin banyak alternatif, termasuk semakin banyak brand luar negeri yang masuk. Artinya, persaingan juga semakin ketat,” ujarnya. (A-188/A-147)***








Karl Hans Albrecht adalah seorang pengusaha Jerman yang mendirikan supermarket berantai Aldi Sud. Supermarket ini merupakan supermarket grocer ternama di Jerman dan Eropa. Bersama saudaranya Theo Albrecht, pria yang lahir tahun 1920 dan saat ini berusia 90 tahun ini masih memiliki dan mengontrol setengah dari perusahaan tersebut. Aldi Sud memiliki 1000 toko di AS yang beroperasi di 29 negara bagian. Rangkaian supermarket ini diestimasi menghasilkan penjualan sebesar 37 miliar dolar. Aldi Sud dikabarkan berencana untuk membuka toko cabang di New York tahun 2010 ini.
Anne Cox Chambers lahir pada tanggal 1 Desember 1919. Ia adalah konglomerat di bidang media yang merupakan pemilik utama jaringan Cox Enterprise, sebuah jaringan media yang termasuk surat kabar, televise, radio, televisi kabel dan bisnis lain. Wanita yang memiliki harta kekayaan senilai 10 miliar dolar ini merupakan pewaris Cox Enterprise dari ayahnya, James M. Cox, yang pernah menjadi calon Presiden dari Partai Demokrat pada tahun 1920. Selama 33 tahun ia menjadi pemilik kerjaan bisnis ini bersama saudara perempuannya Barbara Cox Anthony, yang meninggal dunia pada tahun 2007 lalu. Tercatat bahwa Anne Cox Chambers merupakan salah satu pendukung kampanye Barack Obama di tahun 2008 lalu.
Sulaiman Al Rajhi lahir pad tahun 1920 di Nejd, Arab Saudi. Bersama dengan saudaranya Saleh, ia mulai bisnis mereka dengan menukarkan mata uang bagi orang-orang yang beribadah haji. Bermula dari bisnis tesebut akhirnya pada tahun 1983 dua bersaudara ini berhasil membuka bank syariah pertama di Arab. Bank ini mengadopsi kaidah-kaidah syariah yang salah satunya adalah tidak menerapkan sistem bunga (riba) yang dilarang dalam Islam. Keluarga Al Rajhi hingga saat ini merupakan pemegang saham utama di Bank Al Rajhi, meskipun bisnis mereka berkembang pesat ke bidang-bidang lain seperti pertanian, baja, dan sektor industry lain. Kekayaan Al Rjahi diestimasi mencapai 6.5 miliar dolar.
Eka Tjipta Widjaja (87 tahun) adalah pendiri Grup Sinar Mas, grup yang salah satu bisnisnya terkenal di bidang kelapa sawit (CPO). Eka masuk dalam 10 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes tahun 2007. Dia juga menjadi presiden komisaris dari bank BII (Bank Internasional Indonesia). Gup Sinar Mas juga merupakan pemilik dari perusahaan Asian Pulp and Paper yang berkedudukan di Singapura.
Ir. Ciputra (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931; umur 78 tahun) adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ia terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses, antara lain pada Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang filantropis, dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas Ciputra.
Soedibyo, S.S., M. Hum. (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 5 Januari 1928; umur 82 tahun) adalah Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden Direktur Mustika Ratu, dan salah satu pencetus ide kontes pemilihan Putri Indonesia yang digelar setiap tahun. Mooryati Soedibyo tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia, dan sebagai "Empu Jamu". Ia juga masuk sebagai urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia. Ibu Mooryati merupakan cucu dari Sri Susuhan Pakoe Boewono yang memang berdarah bangsawan keraton Surakarta.




