JOHANNESBURG, KOMPAS.com  -   Toyota,  General Motors (GM) dan BMW terpaksa menghentikan  produksinya di  Afrika Selatan karena aksi mogok massal buruh.  Akibatnya, produksi mobil di Negeri Bafana-bafana  akan berkurang    2.100 unit  per hari.
Asosiasi Industri Otomotif dan Kepegawaian (Automobile Manufacturers Employers Organization) Afrika Selatan  menyatakan, hampir setengah dari hasil produksi mobil itu untuk  ekspor. 
Toyota  dan BMW, Rabu lalu resmi mengumumkan,  menghentikan produksi sementara   karena buruhnya  menuntut kenaikan gaji 15 persen. Sedangkan GM baru  kemarin menghentikan aktivitas    pabriknya  di Porth Elizabeth.
"Tuntutan  para pekerja tidak  realistis dan sulit dicapai dengan ketatnya  kompetisi di industri mobil dunia.  Selain itu,  akan menurunkan  daya  saing, khususnya ongkos produksi  dibandingkan negara lain,"  ujar pihak  asosiasi.
Ketiga produsen  sempat menawarkan alternatif   kenaikan  gaji 7 persen. Namun Serikat Pekerja Sektor Metal Afsel (National Union of Metalworkers of South Africa/NUMSA) menuntut lebih tinggi dengan kontrak kerja satu tahun dan minta tambahan  bonus dan asuransi kesehatan.
“Tuntutan   NUMSA minimal 30 persen. Para pekerja akan terus berupaya agar NUMSA  bisa mencapai kata sepakat sekaligus menjamin kesepakatan  seimbang,"  ujar salah satu pegawai yang ikut mogok.
Saat ini,  industri  otomotif Afsel menyumbang sekitar 6 persen dari total pemasukan negara.  Selain itu,   juga menjadi menjadi basis pemasukan terbesar  ekspor  non-migas.
                 Penulis: AGK
        Editor: Zulkifli BJ                     
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar