Halaman

Selasa, 31 Agustus 2010

Persaingan Pasar Ritel Makin Ketat

BANDUNG, (PRLM).- Menjelang Idulfitri, produksi clothing dan distro meningkat hingga 300 persen. Kendati demikian, mayoritas hasil produksi tersebut lebih menyasar ke pasar ritel di daerah dibandingkan dengan di Bandung.

Ketua Kreatif Independent Clothing Kommunity (KICK) Ade Andriansyah mengungkapkan, kondisi pasar di Bandung saat ini tidak semudah beberapa tahun lalu. Salah satunya dipengaruhi oleh semakin banyaknya pemain baru di sektor tersebut sehingga berdampak pada omzet yang dihasilkan.

”Semakin ketat karena yang bermain di segmen ini pun semakin banyak. Dulu, pasar ritel di sini sangat kuat. Tapi, kita juga harus mengembangkan diri, misalnya dengan mencari titik distribusi yang aman,” ujarnya.

Salah satunya, ungkap Ade, yang juga pemilik distro Flashy, adalah dengan membuka pasar ritel baru di berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya, beberapa kota di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan beberapa daerah lain di Jabar. ”Saat ini kecenderungannya lebih banyak yang ke daerah dibandingkan dengan pasar ritel di Bandung. Kalau diperkirakan, komposisinya mencapai 60 persen luar dan 40 persen untuk lokal,” ucapnya.

Kondisi tersebut, menurut dia, cukup jauh berbeda dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Apalagi, saat ini, berdasarkan catatan yang ia miliki, meski mengalami peningkatan dibandingkan dengan hari-hari normal, omzet yang diraih tahun ini cenderung fluktuatif dan tidak stabil.

”Perbandingan penjualan antara hari biasa dan akhir pekan biasanya tidak terlalu jauh. Kalau sekarang, grafiknya turun naik, perbedaannya signifikan antara akhir pekan dan hari biasa,” katanya.

Melihat kondisi tersebut, Ade tak menampik bahwa hal itu cukup menimbulkan kekhawatiran. Namun, ia tetap optimistis penjualan tahun ini tidak akan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. ”Oleh karena itu, kami distribusikan ke daerah lain untuk menutupi secara keseluruhan,” ujarnya.

Pemilik distro Airplane Fiki Satari menambahkan, semakin banyaknya pusat perbelanjaan modern di Bandung secara tidak langsung memengaruhi pasar distro dan clothing. Pasalnya, keberadaan mal secara langsung
memfasilitasi brand dan merek asal luar negeri.

”Bandung semakin banyak alternatif, termasuk semakin banyak brand luar negeri yang masuk. Artinya, persaingan juga semakin ketat,” ujarnya. (A-188/A-147)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar