Halaman

Senin, 02 Agustus 2010

Protein dalam Urine Ramalkan Penyakit Ginjal

Liputan6.com, Baltimore: Keberadaan protein dalam urine dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami luka pada ginjal. Pasien yang memiliki kadar urine tinggi atau albuminuria memiliki risiko lima kali lipat menderita luka ginjal akut. Demikian laporan sejumlah peneliti Johns Hopkins University dalam Journal of the American Society of Nephrology yang dilansir di Baltimore, baru-baru ini.

Mencari protein dalam urine melalui tes yang mudah dan murah mungkin dapat digunakan sebagai cara untuk melihat kerusakan ginjal. Sekaligus bisa memperbaiki metode pemeriksaan yang diterapkan saat ini atau biasa disebut estimasi laju penyaringan glomerular.

Luka ginjal akut tercatat mencapai 1,6 persen dari seluruh pasien di rumah sakit. Biasanya terjadi ketika ginjal tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk menyaring produk limbah dari darah. Luka ginjal akut dapat disembuhkan jika pasien cukup sehat. Tetapi sering menyebabkan penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal yang memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

"Berpotensi untuk disembuhkan, tetapi tidak selalu. Dan alasan mengapa kami sangat khawatir dengan luka ginjal akut adalah hal itu dapat menyebabkan hal-hal buruk pada masa depan, meningkatkan risiko kematian, dan berisiko menjadi penyakit ginjal kronis," kata Dr Morgan Grams, yang bekerja pada penelitian itu.

Grams dan sejumlah koleganya meneliti 11.200 pasien dengan mengamati catatan medis mereka. Mereka telah menjalani tes albuminuria sebagai bagian dari perawatan mereka. Para peneliti menemukan bahwa kadar albuminuria yang rendah sekalipun dapat menunjukkan bahwa pasien mengalami luka ginjal akut.

Luka ginjal dapat terjadi ketika pasien menerima obat atau suatu bahan melalui intravena. Hal ini membuat organ dalam dapat dilihat selama pemeriksaan tomografi melalui komputer atau pemindaian CAT atau prosedur pada arteri koroner. "Anda harus menjalani pemindaian CAT, tetapi anda dapat mencoba meminimalkan jumlah bahan yang diberikan atau memberikan bahan yang lebih baik," kata Gram.

Menurut American Society of Nephrology, hampir 30 juta orang Amerika Serikat atau 10 persen dari jumlah penduduk negara itu, menderita penyakit ginjal kronis. Lebih dari 100 ribu orang Amerika didiagnosa menderita gagal ginjal setiap tahun, dengan diabetes sebagai penyebab utama.

Para dokter memiliki cara yang jelas untuk mengukur faktor risiko penyakit ginjal kronis. Mereka menguji kadar serum kreatinin dalam darah. Mereka menyesuaikan pengukuran itu untuk faktor risiko demografi seperti usia, jenis kelamin, dan ras. "Ini untuk mengukur populasi keseluruhan dari orang-orang yang berisiko menderita cedera ginjal akut," kata Grams.(ULF/Reuters)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar