 VIVAnews - Para menteri keuangan  negara-negara yang  tergabung dalam G20 sepakat mencegah devaluasi mata uang yang akan  mengancam pemulihan ekonomi global.
VIVAnews - Para menteri keuangan  negara-negara yang  tergabung dalam G20 sepakat mencegah devaluasi mata uang yang akan  mengancam pemulihan ekonomi global.Pada pertemuan di Korea  Selatan, negara-negara sepakat mereformasi IMF. Mereka setuju pengalihan  sekitar 6 persen suara di IMF kepada sejumlah negara berkembang yang  tumbuh paling pesat. Negara-negara ini secara otomatis juga akan  mendapat jatah kursi lebih banyak pada dewan direksi IMF.
Namun,  Amerika tetap pemegang hak veto atas keputusan-keputusan penting. Hal di  karenakan Amerika pemegang 17 persen  pemungutan suara pada  keputusan-keputusan penting.
Para menteri keuangan yang hadir  pada pertemuan di Gyeongju ini juga sepakat bergerak menuju sistem mata  uang yang lebih ditentukan oleh pasar. Kesepakatan ini diambil setelah  menyadari bahwa negara-negara dunia berada di ambang perang mata uang.
Ditakutkan  negara-negara akan mendevaluasi mata uangnya untuk meningkatkan nilai  ekspor guna mengalahkan negara saingannya, sehingga mengakibatkan  proteksionisme dan merusak ekonomi global.
“Kerjasama kami ini  penting. Kami semua berkomitmen untuk berperan dalam mencapai  pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan dan seimbang dalam tata cara yang  kolaboratif dan terkoordinasi,” demikian pernyataan G20 seperti dilansir  dari laman Associated Press.
G20 mengakui ketidakseimbangan yang  besar akan membuat target ini sulit tercapai. Dalam hal ini, China yang  menahan kurs mata uangnya, yuan, ditekan oleh anggota yang lain untuk  mempertahankan daya saing.
Pertemuan ini diadakan menjelang KTT  G20 di Seoul pada 11-12 November yang akan dihadiri oleh para kepala  negara. Pada pertemuan nanti diharapkan akan melahirkan sebuah kebijakan  yang akan memperkuat ekonomi global. (umi)
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar