Halaman

Senin, 07 Maret 2011

Bisnis Pasar Swalayan Menggiurkan

(Vibiznews – Business) – Miliuner asal China Zong Qinghou yang merupakan orang terkaya di China kini berniat untuk merambah bisnis pasar swalayan (02/03). Melihat prospek yang cukup baik untuk bisnis ini Zong yang berhasil memperkaya dirinya dari bisnis minuman Wahaha Group berencana untuk membangun 100 pasar swalayan di seluruh China.

Menurut Zong saat ini ia sedang terlibat pembicaraan dengan pemerintah lokal mengenai rencana pembukaan pasar swalayan karena dibutuhkan lahan yang tidak sedikit untuk mewujudkan 100 pasar swalayan di seluruh negeri tersebut. Dengan membangun toko sendiri ia mengharapkan distribusi produk-produk Wahaha akan makin lancar.

Wahaha merupakan perusahaan produsen minuman soda dan air mineral yang dibangun Zong pada tahun 1987 dengan modal sebesar 140,000 yuan (21,300 dolar). Tahun ini perusahaan ini menargetkan penjualan sebesar 70 miliar yuan. Melalui Wahaha pria yang ditaksir memiliki kekayaan senilai 8 miliar dolar ini berhasil menyandang predikat sebagai orang terkaya di China.

Keuntungan Bisnis Pasar Swalayan

Alasan Zong merambah bisnis pasar swalayan adalah karena margin keuntungan dari bisnis pasar swalayan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan margin keuntungan dari bisnis manufaktur. Menurut Zong potensi pasar swalayan di kota-kota kecil di China masih sangat besar. Dengan merambah bisnis pasar swalayan ini juga akan memperkuat jalur distribusi produk-produk Wahaha. Wahaha mengalami pertumbuhan penjualan bulanan sebesar rata-rata 18.4% pada tahun 2010 lalu. Dengan kepemilikan jalur distribusi sendiri seperti pasar swalayan diprediksi penjualan produk-produk Wahaha akan makin mengalami pertumbuhan pesat.

Zong juga menegaskan bahwa untuk awalnya ia tidak akan mengincar spor-spot di kota-kota besar China untuk mendirikan pasar swalayannya. Menurutnya spot-spot di kota-kota besar sudah dikuasai oleh para pemain yang lebih lama berkutat dalam bisnis ini. Ia akan menyasar kota-kota yang lebih kecil di mana pasar swalayan masih cukup jarang di temui. Akan tetapi pada akhirnya ia juga akan berencana membangun pasar swalayan di kota-kota besar apa bila pasar swalayan miliknya sudah terkenal.

Untuk saat ini pasar eceran di China masih terfragmentasi di antara para pemainnya karena besar populasi dan persaingan antar outlet lokal mengakibatkan sulitnya mencapai dominasi pasar.

Beberapa pemain yang memiliki bisnis pasar swalayan di China tercatat Golden Eagle, memili 17 outlet di seluruh China dan menghasilkan penjualan semesteran sebesar 1.2 miliar yuan pada paruh pertama tahun 2010 lalu, dan menghasilkan margin keuntungan sebesar 40% pada periode tersebut.

Pemain lain yang berbisnis pasar swalayan di China adalah Parkinson Retail Group Ltd. yang merupakan operator pasar swalayan yang berbasis di Beijing yang mengoperasikan 46 pasar swalayan di 30 kota di China. Margin keuntungan yang dihasilan oleh perusahaan ini tahun lalu mencapai 26% dan berhasil membukukan margin keuntungan sebesar 3.82 miliar yuan sepanjang tahun 2010 lalu.

Beberapa Jaringan Pasar Swalayan Ternama Indonesia

Sekitar 20 tahun lalu, Pasaraya merupakan pasar swalayan terbesar di Indonesia. Jaringan pasar swalayan milik pengusaha Abdul Latief ini memiliki dua outlet yang terletak di Blok M dan Manggarai. Meskipun tampak tidak terlalu banyak melakukan ekspansi akan tetapi jaringan pasar swalayan yang berdiri sajak tahun 1974 ini tampak mengalami pertumbuhan meski kecil.

Toko yang sudah berdiri sejak tahun 1974 ini memang sempat menjadi primadona toko mewah pada zamannya. Lokasi yang strategis, luas toko, keragaman produk lokal, dan nama yang sudah dibangun sejak lebih 37 tahun itu memang menguntungkan bagi Pasaraya. Namun, dengan kepungan berbagai mal baru di sekitarnya sempat membuat pengunjung memilih ke mal lain.

Ingin mengembalikan kejayaan dan nama besarnya, Pasaraya berambisi untuk merombak banyak hal. Di tengah kepungan para pesaing Pasaraya akan menajamkan strategi dan melakukan perombakan. Mulai dari facility (system operational), merchandising (barang), dan training karyawan yang lebih mendalam (operation, customer facilities). Harapannya, pada bulan Maret 2011 Pasaraya akan bangkit kembali sebagai legenda.

Pemain lain di bisnis ini adalah Metro. Menghadapi persaingan yang ketat di bisnis ini, Metro Dept Store pun melakukan berbagai program promosi. Salah satu kegiatan promosi misal dengan menggandeng Bank Mega, perusahaan yang masih terafiliasi dengan Metropolitan lewat Grup Para.

Tahun 2010 perusahaan membuka Metro Dept Store di Trans Studio Makassar. Ini membuat Metro Dept Store memiliki enam gerai yang terletak di Pondok Indah Mal, Plaza Senayan, Bandung Supermal, Taman Anggrek Mal, dan Pacific Place. Dengan ekspansi bisnis ke Makassar, Metropolitan optimistik bisa membukukan pertumbuhan pendapatan double digit hingga akhir tahun. Tahun depan, Metropolitan pun siap menambah gerai baru Metro Dept Store.

Menanggapi hal ini Kristanto Nugroho selaku komisaris BBJ menilai bahwa secara prinsip dari retail business, maka semakin besar populasi penduduk dengan pertumbuhan income per capita yg bagus memiliki potensi business retail yg menguntungkan. Hanya siapa pelakunya ini ditentukan oleh services dan marketing approachnya. Demikian halnya di Indonesia, retail business selalu ada hanya pemainnya yang berganti-ganti.

Sementara Fadjar A. Dewanto selaku managing director Lepmida berpendapat: Berbicara bisnis Swalayan lokal, mesti mempertimbangkan juga pasar swalayan berskala International seperti Carrefour, dimana untuk jumlah gerainya, sampai akhir 2009 Carrefour punya 626 toko di Asia. Dari jumlah itu, sebanyak 450 lebih ada di Cina sebuah jumlah yang sangat besar, sedangkan di Indonesia hampir 100 toko, belum lagi Carrefour juga sudah mengakusisi Alfa yang sekarang diubah menjadi Carrefour express. Kekuatan pemain besar seperti Carrefour membuat toko swalayan local banyak yang tutup seperti Makro yang diambil alih oleh Lotte Mart dari Korea. Mesti ada strategi yang jitu dalam merebut pasar.

(Ika Akbarwati/IA/vbn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar