Halaman

Rabu, 09 Maret 2011

Harga Pangan Global Melonjak; Ancaman yang Lebih Serius Dibandingkan Kenaikan Harga Minyak

(Vibiznews – Business) – Harga minyak mentah yang terus mengalami kenaikan telah mengakibatkan kekhawatiran di seluruh dunia (08/03). Tingginya inflasi dan hambatan terhadap proses pemulihan ekonomi merupakan alasan mengapa kenaikan harga minyak menimbulkan kekhawatiran. Akan tetapi para ekonom berpendapat bahwa bahaya kenaikan harga pangan merupakan ancaman yang lebih serius dibandingkan dengan kenaikan harga minyak mentah.

Kenaikan harga pangan menjadi ancaman serius karena kenaikan ini akan berdampak lebih besar kepada negara-negara ekonomi berkembang dibandingkan Negara maju. Sementara itu Negara berkembang merupakan entitas yang menjadi pendorong utama proses pemulihan ekonomi global. Hambatan pemulihan ekonomi pada Negara berkembang akan mengakibatkan ancaman yang lebih besar bagi proses pemulihan ekonomi global.

Kenaikan harga minyak diperkirakan masih akan cukup terkendali apabila kerusuhan yang terjadi di Timur Tengah tidak sampai terjadi pada Arab Saudi yang merupakan produsen minyak mentah terbesar dunia. Risiko Arab Saudi untuk mengalami kondisi yang serupa dengan Mesir, Tunisia dan Libya amat kecil sehingga diyakini pasar minyak mentah masih akan cukup aman untuk sementara waktu.

Dengan asumsi politik Arab Saudi masih stabil, kenaikan harga minyak mentah masih akan moderat sehingga beban kepada anggaran di Negara-negara global masih akan tidak terlalu besar. Akan tetapi lain ceritanya dengan kenaikan yang terjadi pada harga pangan. Kenaikan harga pangan yang menempati porsi besar pengeluaran rumah tangga di berbagai Negara akan membebani konsumen dan menghambat proses pemulihan ekonomi global.

Thomas Helbing, penasihat departemen riset IMF menyatakan bahwa kenaikan harga pangan saat ini merupakan kekhawatiran yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga minyak mentah. Hal senada disampaikan oleh Menteri Keuangan AS Timothy Geithner yang menyatakan bahwa cadangan minyak mentah dapat ditingkatkan oleh Negara kaya, akan tetapi persoalan pangan merupakan kondisi yang akan sulit untuk dihadapi.

Dampak Kenaikan Harga Pangan Sangat Serius

Kenaikan harga pangan global masih berpotensi untuk terus berlanjut. Kondisi cuaca yang mengakibatkan penurunan produksi tanaman pangan merupakan salah satu factor yang mendorong kenaikan harga. Alasan lain mengapa harga pangan makin melonjak adalah karena kenaikan standar hidup masyarakat global sehingga meningkatkan permintaan terhadap daging sebagai sumber pangan. Dengan kenaikan permintaan terhadap daging, permintaan pakan ternak juga mengalami kenaikan.

Sementara itu kenaikan harga pangan mengakibatkan beban Negara-negara berkembang dan miskin semakin meningkat. Negara-negara berkembang dan miskin adalah Negara-negara di mana pangan menempati porsi terbesar pengeluaran rumah tangga.

Apabila kenaikan harga pangan mulai mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang, Negara-negara kaya juga akan terkena dampaknya. Pertumbuhan ekonomi di Negara-negara berkembang pada tahun 2011 ini diharapkan mencapai angka 6.6%, sementara pertumbuhan ekonomi di Negara-negara kaya hanya akan mencapai angka 2.5%.

Menanggapi kondisi harga pangan yang makin tinggi ini Fadjar A. Dewanto sebagai Managing Director Lepmida menyatakan bahwa kondisi ini bisa menjadi ancaman sekaligus kesempatan. Indonesia yang memiliki alam yang sangat baik untuk menjadi produsen pangan dunia akan mengambil keuntungan dari situasi ini , ingat sejarah membuktikan Mesir pernah menguasai dunia karena memiliki cadangan pangan selama 7 tahun lamanya, jadi perlu sekali dipikirkan untuk segera mengatur cadangan pangan ini sebagai langkah antisipasi kelangkaan pangan. Namun konsekuensi wacana ini perlunya distribusi channel yang efisien, ide one village on product (OVOP), sampai integrasi hulu sampai hilir mesti disiapkan.

Turut menanggapi persoalan kenaikan harga pangan ini adalah komisaris BBJ Kristanto Nugroho. Menurutnya sebelum terjadinya kenaikan harga minyak yang melonjak akibat dari situasi politik di negara-negara penghasil minyak seperti Libyia, sebenarnya trend harga-harga komoditas termasuk di dalamnya harga pangan terus meningkat karena faktor supply yang tidak mencukupi permintaan. Sebagai contoh di industri komoditas kopi, beberapa pengekspor kopi yang memiliki kontrak pengiriman dalam jumlah yang disepakati dengan pembeli sudah mengalami kesulitan melakukan pengiriman barang karena masalah supply, hal ini terus mendorong kenaikan harga komoditas kopi ini.

Yang menjadi masalah sekarang secara global adalah problem ganda yang terjadi dimana trend kenaikan harga komoditas ini disertai dengan kenaikan harga minyak, sehingga memperberat kondisi negara berkembang dan miskin sebagai pengimpor komoditas pangan sekaligus juga minyak.
Sementara trend harga komoditas pangan terus meningkat karena faktor fundamental, disertai kondisi politik negara penghasil minyak seperti Libya belum menunjukkan jalan keluar, sehingga ekspektasi spekulatif di pasar minyak tidak akan terkoreksi dalam waktu dekat ini.

(Ika Akbarwati/IA/vbn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar