Halaman

Selasa, 19 Juli 2011

Emas Ngebut, Terus Cetak Rekor

(Vibiznews - Business) - Pergerakan harga emas pada perdagangan sebulan terakhir menunjukan sebuah tren kenaikan yang sangat signifikan. Bahkan dalam sepekan terakhir, pergerakan emas terus menunjukan pencetakan rekor-rekor terbaru. Dengan adanya tren bullish tersebut, fokus investor pun kembali tersita dan kembali "memanfaatkan" komoditi safe haven ini. Banyak pihak termasuk para analis di perusahaan finansial menilai bahwa tren bullish yang terjadi pada emas saat ini merupakan sebuah imbas fundamental ekonomi global yang menggiring para investor untuk kembali mengurangi imbas resiko yang diterima dari produk investasi non emas.

Sampai dengan hari ini (18/7) atau awal pekan ketiga bulan Juli, emas telah mencapai posisi 1596 dollar per troy ons atau naik sebesar 112 dollar sejak 1 Juli lalu. Sentimen fundamental ekonomi global menjadi penyebab dari kenaikan signifikan emas hanya dalam waktu kurang dari 3 pekan. Analis melihat bahwa emas telah kembali ke "habitat"nya setelah sebelumnya emas mengalami pergerakan terbatas. Secara historis, emas sempat beberapa kali mengalami pergerakan yang sangat signifikan. Krisis finansial global di tahun 2008, krisis finansial di Yunani dan Portugal tahun lalu dan kini, sentimen negatif terhadap kondisi finansial global rupanya masih menjadi sebuah katalisator bagi peningkatan harga emas.

Ancaman Krisis Finansial Eropa

Tak mengherankan memang bagi pergerakan emas yang melonjak tajam mengingat upaya rehabilitasi keuangan Eropa belum mampu menanggulangi krisis kredit yang telah menjalar ke banyak negara. Kini, setelah krisis kredit melanda Yunani dan Portugal, kini pasar dihadapkan pada situasi yang tetap sulit dimana Italia dan Spanyol juga dispekulasi mengalami penurunan rating kredit dan membawa kedua negara tersebut kepada ancaman krisis seperti yang terjadi di Yunani.

Kondisi diatas semakin membuat kondisi keuangan Eropa semakin terjepit mengingat disaat yang sama belum ada upaya realisasi paket stimulus ekonomi Yunani yang belum dikucurkan meski telah disepakatai pada bulan lalu antara pemerintah Yunani dengan pihak Uni Eropa dan IMF. Jika Italia dan Spanyol nantinya akan mengalami nasib serupa seperti yang terjadi pada Yunani, maka tidak menutup kemungkinan akan membawa sebuah beban yang berat bagi sektor keuangan di Eropa.

Disaat yang bersamaan, kondisi yang hampir serupa juga sedang melanda AS dimana pekan lalu Moody's memprediksi bahwa rating kredit AS pada kuartal kedua tahun ini akan mengalami penurunan. Bukan hanya itu, pemerintah melalui Presiden Barrack Obama pada pekan lalu juga mengatakan bahwa sektor finansial AS cukup sulit untuk membendung imbas krisis finansial di beberapa negara Eropa dalam 1 tahun terakhir. Obama juga mengatakan bahwa beberapa regulasi akan dibentuk termasuk rencana pemberian paket stimulus kembali di tahun ini dan pencegahan defisit anggaran.

Tahun 2020, Diprediksi Sentuh $5000

Seiring dengan adanya tren bullish yang sangat signifikan dan tidak menutup kemungkinan dalam beberapa hari terakhir emas masih akan bullish dan menuju level 1700 dollar per troy ons, analis logam mulia dari Bloomberg, Yan Chen mengatakan bahwa sampai dengan tahun 2020 nanti harga emas akan terus mengalami kenaikan dan akan menyentuh level 5000 dollar per troy ons.

Chen mengatakan bahwa level 5000 dollar per troy ons cukup logis menyusul tiap tahunnya pergerakan emas mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Bahkan dalam jangka menengah atau sampai dengan akhir tahun ini, Chen memperkirakan bahwa level 2000 dollar per troy ons merupakan level resistant yang kemungkinan akan diraih. Masih belum stabilnya kondisi fundamental ekonomi global yang disertai oleh penantian investor terhadap laporan keuangan korporasi pada semester satu dan kedua.

Foto: goldprice.org, telegraph.co.uk

(Joko Praytno/JP/vbn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar