Halaman

Selasa, 19 Juli 2011

Sampai Kapan Rally Emas Berlanjut?

INILAH.COM, Jakarta – Harga emas terus mencetak level tertinggi barunya, bahkan dinihari tadi sudah menembus level $1.600 per troy ounce. Sampai kapan rally berlanjut?

Emas untuk pengiriman Agustus pada Selasa (19/7) dinihari tadi naik US$ 12,30, atau 0,8%, ke rekor tertinggi US$ 1,602.40 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Kontrak diperdagangkan di level intraday US$ 1,607.90 per ounce, rekor intraday tertinggi untuk logam, menurut data dari Research FactSet.

Logam mulia ini telah menembus serangkaian rekor dalam sesi terakhir dan telah membukukan keuntungan selama 10 hari perdagangan. SPDR Gold Trust , dana perdagangan terbesar berbasis emas, naik 0,9%.

Nico Omer Jonkheere, analis dari Valbury Asia Securities mengatakan, masalah utang Eropa dan AS serta tidak adanya kejelasan dan solusi, membuat investor cenderung memilih emas sebagai aset safe haven. “Tak heran bila peran emas sebagai instrumen lindung nilai meningkat,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Ia pun optimistis harga emas akan terus mencetak rekor baru sepanjang tahun. Akhir 2011, emas bisa mencapai US$1.800-2.000 per troy ounce,“Dan mungkin dalam 3-5 tahun ke depan bisa ke level US$5000,” katanya.

Menurutnya, setelah pasar emas cenderung naik selama 5 bulan di awal tahun, seasonal weakness biasanya menekan harga emas selama Juni dan Juli. Ini berarti, harga terendah pada musim liburan merupakan kesempatan untuk membeli emas di harga murah.

Ia menambahkan, bahwa dari 2001 hingga 2010, harga emas menguat kurang lebih 17,2% per tahunnya. Namun kenaikan rata-rata dari Agustus hingga Desember mencapai 11,46%. “Artinya harga emas naik terbesar pada semester kedua, terkait banyaknya hari raya dan festival di berbagai negara,” paparnya.

Salah satunya faktor yang mendukung tingginya harga emas adalah meningkatnya permintaan emas dari China dan India (Cindia), baik dalam bentuk perhiasan atau sebagai investasi. Pada 2010 saja, Cindia sudah mengkonsumsi 1.570 ton emas, atau 51% dari total permintaan dunia. Sedangkan tahun ini diprediksi akan naik mencapai 58%.

Estimasi ini tampaknya tidak berlebihan. Mengacu pada World Gold Council, pada kuartal pertama 2011, permintaan emas di India mencapai 291,8 ton sedangkan di China 245,5 ton. Bila digabungkan, berarti permintaan emas dari Cindia mencapai 51% dari total permintaan emas dunia.

Penjualan batangan emas di China juga melesat. Bila permintaannya hanya sebesar 41 ton pada kuartal pertama 2010, pada tiga bulan pertama 2011, ada kenaikan hampir dua kali lipar menjadi 93,5 ton.“Jika permintaan naik terus dengan kecepatan seperti ini, mungkin pertumbuhan 2011 akan mencapai 20,9%,” paparnya.

Sentimen lain yang mendongkrak harga emas adalah kekhawatiran pasar terhadap isu krisis utang Eropa dan mandegnya kesepakatan batas utang atas AS. Hal ini membuat investor lari dari aset beresiko tinggi dan berlindung pada aset safe haven seperti emas.

“Jadi selama krisis hutang publik di berbagai negara masih menimbulkan ketidakpastian atau belum ada langkah perbaikan konkrit, maka peran safe haven emas masih akan meningkat terus,”tutupnya.

Tidak jauh berbeda dengan Yan Chen, kepala sektor logam dan pertambangan Standard Chartered Plc. Menurutnya, meningkatnya permintaan dari India dan China, seiring pertumbuhan pendapatan dan produksi emas yang melambat, dapat mendongkrak harga emas.

“Harga emas bisa mencapai US$ 2.000 pada 2014, bahkan batangan emas dapat mencapai US$ 5.000 per ounce pada 2020,“ dalam sebuah wawancara televisi Bloomberg.

Sementara kepala perdagangan forex dan logam di MKS Finance, Bernard Sin memprediksikan harga emas akan terus naik hingga US$1.700 per ounce pada akhir tahun, "Pasar menunjukkan kekhawatiran masalah utang yang belum terselesaikan,” ujarnya dikutip dari yahoofinance.com.

Di sisi lain, pengamat pasar keuangan Mark Hulbert menyarankan para trader untuk waspada. Pasalnya, eforia emas telah mencapai puncaknya dan akan segera berakhir.”Harga emas akan segera turun begitu menyentuh level tertingginya,”ujarnya dalam riset di Marketwatch.com.

Namun, ia menilai, bukan berarti masa kejayaan emas akan berakhir. “Bullish emas di pasar tergantung respon terhadap sentimen emas,” imbuhnya.

Harga emas sempat mencapai level tertingginya pada April, dan anjlok lebih dari US$100 per ounce. Ketika itu, Hulbert Financial Digest (indikator yang mengukur sentimen yang berpengaruh pada emas) berada di level 73,7%. Sedangkan saat ini, level HGNSI berada di angka 67%. “Ini berarti, pasar emas masih bisa naik terbatas ke depannya, tapi hampir menyentuh titik jenuhnya,” paparnya.

Dari sudut pandang kontrarian, Hulbert menyarankan, bila emas sudah menunjukkan pelemahan, para trader agar segera keluar dari emas. Pertanda buruk kalau pedagang masih bertahan, ketika bullish menunjukkan pelemahan. “Karena kalau masih terus dipegang, akan terimbas downs side action,”pungkasnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar