Halaman

Selasa, 02 November 2010

Hari Ini, Saham Krakatau Resmi Ditawarkan

VIVAnews - Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap membandrol harga saham PT Krakatau Steel (Persero) Rp850 per lembar, walau banyak pihak menilai itu sangat murah. Sebanyak 3,1 miliar saham baru atau setara 20 persen dari modal disetor penuh perseroan akan dijual melalui penawaran umum perdana (IPO).

Menurut prospektus perseroan, bagi yang berminat dan tertarik membeli saham perdana produsen baja terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara itu, mulai hari ini hingga Kamis (2-4 November 2010) sudah resmi ditawarkan kepada publik.

Jadi, bila Anda berminat, silakan mendatangi Bank Negara Indonesia (BNI) kantor kas Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebab, penawaran resmi dipusatkan di sana.

Felix Sindhunata, pengamat pasar modal berpendapat, saham yang sempat ditawarkan ke sejumlah negara seperti Singapura, Hong Kong, Inggris (London), dan Amerika Serikat (New York) tersebut akan kebanjiran pembeli. Sebab, jarang-jarang pemerintah melepas saham perusahaan dengan industri menjanjikan.

"Empat tahun ke depan perekonomian Indonesia masih bagus dan secara industri menarik. Jadi, KS (Krakatau Steel) mempunyai prospek yang baik," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta.

Dia mengakui, saham perusahaan baja BUMN tersebut akan diburu para investor jangka pendek maupun panjang. "Kalau yang jangka pendek, bersifat spekulasi bakal menguntungkannya saham saat IPO. Sedangkan yang jangka panjang, sudah pasti berinvestasi berdasarkan prospek KS yang menjanjikan," tutur Felix.

Sedangkan mengenai harga yang ditawarkan Rp850 per saham, menurut Felix, penjamin pelaksana emisi (underwriter) pastinya mempunyai alasan tersendiri dan harusnya dijabarkan secara gamblang metode apa yang membuat IPO KS dibandrol di harga sebesar itu. "Pokoknya, di harga Rp850 menarik dan pastinya akan disukai para investor asing maupun lokal," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bahana Securities, Eko Yuliantoro, mengatakan dalam mendistribusikan saham Krakatau, underwriter dan pemerintah tidak hanya memprioritaskan investor jangka panjang. "Kami tidak hanya melihat quality investor (yang berorientasi jangka panjang), tetapi juga ritel," ujar dia.

Menurut dia, investor ritel akan cukup berperan dalam menjaga likuiditas saham Krakatau di pasar sekunder. "Kalau tidak ada investor ritel, perdagangan saham bisa kurang ramai," ujar Eko.

Eko juga menjelaskan, sejumlah investor institusi domestik yang sangat berminat terhadap saham produsen baja milik pemerintah itu di antaranya adalah dana pensiun, asuransi, dan manajer investasi. "Salah satunya memang Jamsostek," kata dia.

Namun, untuk investor asing, dia enggan menjelaskan. "Kalau itu sebaiknya ditanyakan ke agen penjual global. Kami (Bahana, Mandiri Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas) hanya melayani investor domestik," ujar Eko.

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar