Halaman

Rabu, 03 November 2010

Mengurangi Kadar Garam, Turunkan Serangan Jantung

SIDNEY, (PRLM).- Para peneliti di Australia mengklaim aturan yang mewajibkan produsen makanan mengurangi kadar garam, dapat menurunkan jumlah penderita serangan jantung. Penelitian menunjukkan penerbitan aturan tentang kewajiban batas kadar garam akan mengurangi jumlah serangan jantung sekitar 18%, lebih tinggi jika dilakukan secara sukarela.

Makanan dengan kadar garam tinggi bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Orang dewasa disarankan untuk mengkonsumsi garam maksimal 6 gram per hari - sekitar satu sendok teh.

Penelitian ini memusatkan perhatian pada efektivitas perbedaan strategi yang digunakan di seluruh dunia untuk mengurangi kadar garam di berbagai produk makanan jadi. Banyak negara, termasuk Finlandia, AS, Inggris, Kanada, Prancis, Australia dan Selandia Baru, telah mengadopsi program penurunan kadar garam berbasis pada label dan pengurangan secara sukarela.

Australia menjalankan program 'tanda contreng', di mana produsen makanan dapat menggunakan logo promosi kesehatan di berbagai kemasan, jika mereka secara sukarela mengurangi kadar garam. Tim riset menghitung logo yang dipasang secara sukarela itu dapat menurunkan jumlah serangan jantung di Australia sekitar 1% - dua kali lipat dibandingkan diet yang dilakukan secara perorangan.

Tetapi jika seluruh pabrik menggunakan logo, dampaknya terhadap kesehatan akan 20 kali lebih banyak, menurut perkiraan peneliti yang dipimpin oleh Linda Cobiac dari Universitas Queensland. "Jika kewajiban perusahaan gagal, mungkin itu dapat dijadikan alasan bagi pemerintah untuk membuat aturan," kata Cobiac, yang dikutip "BBC".

Di Inggris lembaga yang peduli tentang kesehatan jantung, Heart Charity, mengatakan langkah sukarela yang dilakukan perusahaan makanan di Inggris untuk mengurangi kadar garam memberi banyak perubahan tetapi langkah lebih jauh harus dilakukan.

Victoria Taylor, ahli jantung senior di yayasan jantung Inggris mengatakan, "Kami membuat proses tanpa harus mewajibkan batas dan hasilnya kami melihat ada penurunan penggunaan garam. Sepertiga garam yang kami konsumsi ada dalam makanan yang kami beli. Kami akan mengawasi secara hati-hati untuk memastikan industri makanan tidak kembali ke kebiasaan lama."

Katharine Jenner dari lembaga peduli kesehatan jatung, Consensus Action on Salt and Health (CASH), mengatakan Inggris merupakan pelopor pendekatan sukarela kepada industri makanan untuk mengurangi kadar garam dalam produk mereka. "Pendekatan ini sukses dan membuat penggunaan garam oleh masyarakat turun sampai 10%," kata Jenner. (A-147)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar