Halaman

Selasa, 31 Januari 2012

Amerika Boikot CPO Indonesia, Gapki Minta Pemerintah Serius

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta pemerintah dan pelaku industri sawit serius menanggapi penolakan Amerika Serikat atas produk minyak sawit mentah dari Indonesia. Seperti diketahui, Negeri Paman Sam itu resmi menolak produk sawit Indonesia per 28 Januari 2012.

"Ini menyangkut persepsi yang tidak dapat kita biarkan. Jadi harus kita tanggapi dengan serius," kata Ketua Gapki, Fadhil Hasan menanggapi keputusan AS melalui notifikasinya yang menolak crude palm oil (CPO), atau minyak sawit mentah dan turunannya dari Indonesia diperdagangkan di negaranya, di Jakarta, Senin (30/1/2012).

Meskipun, nilai ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia ke AS sangat kecil sekali, hanya mencapai 62 ribu ton CPO. “Kecil sekali tahun 2011 ini ekspornya hanya 62 ribu ton CPO dan produknya. Dengan nilai ekspornya sekitar 68,2 juta dolar AS."

Angka ini, menurutnya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia, yakni India, Uni Eropa dan Cina.

Sebelumnya, Ketua Bidang Pemasaran Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Susanto dalam acara Refleksi Industri Kelapa Sawit 2011 dan Prospek 2012, di Jakarta, Rabu (4/1/2012), bahwa produksi minyak kelapa sawit (CPO) tercatat sebesar 23,5 juta ton dengan nilai ekspor mencapai 16,5 juta ton sepanjang 2011.

Meskipun demikian, Ketua Umum Gapki menegaskan, bahwa notifikasi dari EPA, yakni otoritas setempat yang concern pada persoalan lingkungan hidup, yang menolak CPO Indonesia di Amerika Serikat harus ditanggapi semua stakeholder industri sawit Nasional.

Lebih lanjut ia mengatakan Gapki sendiri kini tengah dalam proses memberikan tanggapan terhadap data, asumsi dan model yang EPA ungkapkan sebagai pertimbangan penolakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar