VIVAnews - Sejumlah negara di beberapa kawasan dunia diperkirakan masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang melambat pada 2011. Bahkan, di antara negara-negara tersebut, masih memiliki pertumbuhan ekonomi minus.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi beberapa negara itu di antaranya karena imbas krisis keuangan global hingga tingginya pengangguran. Bahkan, ada juga karena beban utang yang cukup besar.
Berikut lima negara dengan pertumbuhan ekonomi paling lambat seperti dikutip dari Business Insider:
1. Yunani

Proyeksi pertumbuhan ekonomi negara ini pada 2011 diperkirakan minus  1,05 persen. Tahun lalu, tingkat pertumbuhan ekonomi Yunani minus dua  persen. Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) tercatat US$325  miliar.
Yunani sangat bergantung pada sektor pertanian. Namun,  sektor pariwisata dan industri pelayaran merupakan kontributor terbesar  produk domestik bruto nasional.
Negara ini juga menerima bailout  US$148 miliar dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional  (International Monetary Fund/IMF) awal tahun ini. Sementara itu, menurut  data Bloomberg, tingkat pengangguran akan mencapai 14,6 persen pada 2011.
Dengan PDB per kapita US$27.264, Yunani saat ini berjuang terhadap pengurangan biaya perawatan kesehatan dan tingginya pajak.
2. Zimbabwe

Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Zimbabwe diproyeksikan mencapai 0,034  persen. Sementara itu, tahun lalu negara ini masih mampu bertumbuh 2,244  persen. PDB mencapai US$5 miliar.
Komoditas ekspor terbesar  Zimbabwe adalah kopi, tembakau, dan kedelai. Negara itu mendevaluasi  mata uangnya karena pemerintah meningkatkan pasokan uang, sehingga  menyebabkan hiperinflasi. Berdasarkan estimasi pada 2009, tingkat  pengangguran di negara itu mencapai 95 persen dan PDB per kapita US$475.
3. Venezuela

Pertumbuhan ekonomi 2011 Venezuela diperkirakan mencapai 0,36 persen.  Meski demikian, tahun lalu pertumbuhan sempat mencapai minus 2,633  persen.
Venezuela sebagian besar menggantungkan kegiatan  ekonominya pada ekspor gas dan minyak. Sementara itu, Amerika Serikat  adalah mitra ekspor terbesar negara tersebut.
The Wall Street Journal  melaporkan bahwa Venezuela melihat pembiayaan utang meningkat untuk  mendukung cadangan devisa. Meski demikian, pasar obligasi di negara itu  tetap kuat. Venezuela memiliki PDB per kapita US$9.773.
4. Saint Kitts dan Nevis

Perkiraan  pertumbuhan ekonomi negara ini selama 2011 mencapai 0,499 persen,  sedangkan tahun lalu minus 0,999 persen. Saint Kitts and Nevis memiliki  PDB sebesar US$565 juta. Negara ini masih mengandalkan industri gula  dalam mengontribusi pendapatan nasional.
Meski demikian, sektor pariwisata, ekspor, dan perbankan kini juga ikut mengontribusi pertumbuhan perekonomiannya. Bloomberg melaporkan, Saint Kitts dan Nevis menempati peringkat ketiga negara-negara di dunia dengan tingkat utang publik cukup tinggi.
Negara  kepulauan ini terkenal karena tarif pajak yang rendah, namun memiliki  pinjaman yang tinggi. Saint Kitts dan Nevis memiliki PDB per kapita  US$10.206.
5. Azerbaijan

Pada  2011, proyeksi pertumbuhan ekonomi negara ini sebesar 0,578 persen.  Sementara itu, pertumbuhan tahun lalu mencapai 2,682 persen.
Perekonomian  negara dengan PDB sekitar US$52 miliar ini terutama berbasis minyak.  Dengan bentangan pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan sepanjang 445 kilometer  diharapkan dapat meningkatkan perekonomian, sehingga akan membantu  negara dalam memproduksi satu juta barel minyak mentah per hari.
Menurut Trend News Agency,  negara ini telah mengalami penurunan produksi pertanian, meski sektor  peternakan meningkat. PDB per kapita Azerbaijan mencapai US$5.764. (hs)
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar