Halaman

Selasa, 25 Januari 2011

Saham Barang Konsumsi Tetap Diminati Investor

VIVAnews - Saham barang-barang konsumsi (consumer good) diperkirakan terus diburu pelaku pasar pada perdagangan hari ini, Selasa 25 Januari 2011. Terutama, di saat indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia cenderung terkoreksi.

Mastono Ali, analis PT CIMB Securities Indonesia berpendapat, saham sektor barang-barang konsumsi menjadi menarik, karena saham tersebut selalu menjadi favorit di mata investor asing maupun domestik. Sebab, Indonesia populasi penduduknya besar dan daya belinya terus meningkat.

"Saham consumer good juga sudah terbukti mampu bertahan terhadap tekanan krisis," ujar Mastono.

Saham industri komoditas seperti tambang dan perkebunan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga menarik, kata Mastono, karena terkait laju inflasi yang dikhawatirkan meningkat.

"Harga komoditas akan mengikuti inflasi. Selain itu, cuaca di dunia yang tidak mendukung membuat suplai CPO dan batu bara cenderung tertekan, sehingga harganya melambung," tutur Mastono.

Sementara itu, saham-saham sektor komoditas yang bisa menjadi pilihan investor antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrie Sumatera Plantions Tbk (UNSP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT PP London Sumatra Tbk (LSIP).

Sedangkan saham consumer good, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Seperti diketahui, IHSG di lantai bursa kemarin terkoreksi 33,48 poin (0,99 persen) ke level 3.346,06. Di mana sektor perkebunan mencatat penurunan 37,13 poin atau 1,80 persen di posisi 2.016,37, tambang melemah 33,23 poin (1,05 persen) ke 3.102,34, dan consumer good terkoreksi 13,79 atau 1,41 persen menjadi 963,89.

Kepala Riset PT Bhakti Securities Edwin Sebayang ketika dihubungi juga menyarankan agar pelaku pasar memilih saham pertambangan, khususnya batu bara. "Di tengah market yang saat ini secara valuasi sudah sangat murah dan secara teknikal sudah jenuh jual, baiknya ambil tambang batu bara," kata dia.

Edwin memilih fokus atas saham tambang seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Harum Energy Tbk (HRUM), BUMI, PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), ANTM, dan PT Timah Tbk (TINS).

Kenaikan harga komoditas dunia, kata dia, menjadi alasan investor dapat memilih saham-saham tersebut di atas. Harga batu bara pada pasar New Castle untuk pengiriman 21 Januari turun US$6 menjadi US$130,7 per ton. Sementara itu, harga minyak sawit dunia naik menjadi US$1.225 pada pasar Rotterdam. (sj)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar