Halaman

Senin, 26 Juli 2010

Menuju Kota Pintar dan Nyaman

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pernahkah Anda membayangkan tinggal di sebuah kota besar yang nyaman dan aman, semua serba tertata dan bebas dari kemacetan sehari-hari? Tak cuma Anda, hal ini tentu menjadi impian semua orang, apalagi bagi warga kota metropolitan seperti Jakarta. Namun, impian itu bakal sulit terwujud jika tanpa kemauan pemerintah daerah dan peran serta seluruh warganya.


Kamis pekan lalu IBM menggelar acara "IBM SmarterCities" di Hotel Shangrilla, Jakarta. Vendor solusi-solusi korporat ini membagi pengalamannya dalam membantu kota-kota dunia menjadi "kota yang lebih pintar". IBM berbagai pengalaman tentang bagaimana teknologi informasi (TI) dapat diterapkan untuk meningkatkan sistem dan infrastruktur perkotaan, agar kota menjadi lebih "pintar" dan nyaman dihuni seperti impian banyak orang itu.

Di acara yang dihadiri kalangan pemerintah, akademisi, pimpinan perusahaan serta pakar ini, IBM juga memaparkan solusi-solusi inovasinya untuk membangun "kota pintar" tersebut. Terutama di bidang transportasi, energi dan utilitas, pemeliharaan kesehatan, pengelolaan air bersih, keselamatan umum, layanan pemerintah sampai pendidikan.

Misalnya di bidang transportasi, IBM memaparkan bagaimana memanfaatkan TI untuk membuat sistem angkutan yang lebih pintar sehingga mengurangi kemacetan lalu-lintas dan polusi udara. Di bidang kesehatan, IBM juga menawarkan konsepnya mendigitalisasikan catatan kesehatan untuk meningkatkan perawatan pasien secara keseluruhan.

Di sektor keselamatan umum pun demikian. IBM mencontohkan pengalamannya membantu kota besar di Amerika Serikat dalam mengurangi tingkat kejahatan. Vendor ini membuatkan sistem keamanan lewat kamera-kamera yang terpasang di jalan kota. Kamera yang terhubung dengan kepolisian setempat dan nomor telepon darurat (911) ini juga memiliki teknologi yang mampu mendeteksi bunyi letusan senjata.

"Jika ada suara tembakan, polisi bisa segera datang ke tempat tersebut. Dengan sistem ini, angka kejahatan bisa menurun drastis," ujar Suryo Suwignjo, Presiden Direktur IBM Indonesia, memberi contoh bahwa TI dapat membantu kota menjadi lebih nyaman dihuni.

Namun memang kurang afdol jika menawarkan konsep untuk kota-kota Indonesia, hanya dengan contoh keberhasilan di luar negeri saja. Karena itu IBM juga menghadirkan wakil dari Pemerintah Kota Surabaya, yang dengan bantuan vendor ini membangun sistem yang lebih pintar untuk menyajikan sistem informasi komprehensif, akurat dan terkini berupa sistem data kependudukan terintegrasi dan canggih.

Data kependudukan ini, misalnya terintegrasi dengan layanan kesehatan yang disediakan Pemkot Surabaya. Di beberapa kelurahan bahkan menyediakan alat pembaca sidik jari (fingerprint reader), yang terkoneksi dengan data tersebut.

"Cukup menempelkan jari, akan keluar medical record dan data kependudukannya. Kalau dari warga miskin, bisa diberi pengobatan gratis," kata Chalid Buchari, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemkot Surabaya.

Sudah 70 persen warga Kota Surabaya telah didata sidik jarinya untuk melengkapi data kependudukan tersebut. Pihaknya juga tengah memperbaiki sistem jaringan di tiap kecamatan untuk pendataan keluar-masuknya penduduk.

"Setiap ada penduduk yang pindah atau datang akan ter-record setiap hari." Data yang tersimpan di server Dinas Kominfo itu juga bisa di-share ke dinas-dinas lain yang membutuhkan.

Lewat sistem "pintar" ini pula pihaknya juga menyediakan layanan informasi kependudukan via SMS. Jika ingin mengecek apakah seseorang terdata sebagai penduduk, tinggal ketik KTP#(nomor KTP yang bersangkutan) ke nomor tertentu, maka sistem akan memberi informasi apakah dia benar-benar warga Kota Surabaya atau bukan. "Ini bisa digunakan perusahaan leasing atau bank untuk verifikasi data nasabah," ujar Chalid.

Data kependudukan juga terintegrasi dengan layanan pendidikan. Pihaknya juga tengah mengumpulkan database siswa dan pengajar sekolah negeri di wilayah Kota Surabaya. "Jika data sudah terkumpul, akan lebih mudah misalnya dalam meningkatkan kualitas sekolah atau pengajar," katanya.

Di bidang keamanan publik pun demikian. Pemkot Surabaya memasang kamera CCTV di puluhan lokasi, yang bisa memantau secara langsung situasi dan kondisi di tempat tersebut. Pantauan kamera di 68 titik ini juga bisa diakses secara online oleh pihak yang membutuhkan seperti kepolisian atau media massa.

Menurut Suryo Suwignjo, konsep SmarterCities ini didasari keprihatian terhadap tingkat urbanisasi yang meningkat pesat di kota-kota di seluruh dunia. Contohnya di Jakarta, yang setiap tahun kedatangan 250 ribu orang yang ingin mengadu nasib. "Karena tekanan penduduk itu, menjadi penting untuk membangun kota yang lebih smart (pintar) agar nyaman dihuni," ujarnya. Dan, Surabaya sudah memulainya.
DIMAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar