Halaman

Senin, 06 Juni 2011

China & India Bakal Jadi 'Raja' Baru Bisnis Penerbangan

Chazizah Gusnita - detikFinance

Singapura - China memang dikenal jago dalam dunia bisnis. Termasuk dalam bisnis penerbangan di dunia. Negeri 'tirai bambu' ini diprediksikan akan menjadi kekuatan penerbangan di masa depan.

"Saya yakin bahwa China akan segera menjadi kekuatan pendorong penerbangan di abad ini," kata Director General and CEO International Air Transportation Association (IATA) Giovanni Bisignani dalam sambutannya di Sands Expo and Convention Centre, Singapura, Senin (6/6/2011).

Tak cuma China, lanjut Giovanni, India juga akan diprediksikan menjadi kekuatan pendorong penerbangan di dunia. Kedua negara Asia ini dinilai akan terus bertumbuh menjadi negara penerbangan yang kuat.

"Mereka akan tumbuh menjadi penerbangan yang kuat melalui perubahan, menggantikan hambatan buatan dengan peluang komersial," ujarnya.

Menurut Giovanni, kedua negara ini akan menjadi pasar tunggal terbesar di dunia. China saat ini sedang mendorong kemakmuran penerbangannya. China membangun 45 bandara baru dalam 5 tahun terakhir.

"Asia memiliki kebijakan untuk mempromosikan dan mendukung pertumbuhan. Wilayah ini akan menghasilkan 360 juta lebih wisatawan pada tahun 2014 dan 210 juta dari China sendiri. Ini masa depan kita," ungkapnya.

Selain membicarakan mengenai China dan India, Giovanni juga menyinggung masalah keselamatan penerbangan. Tahun lalu angka kecelakaan industri penerbangan adalah yang terbaik. Tercatat 1 kecelakan terjadi dari 1,6 juta penerbangan. Angka ini meningkat 45 persen sejak tahun 2000.

"Anggota IATA mengungguli ini dengan hanya satu kecelakaan untuk setiap 4 juta penerbangan," jelasnya.

IATA adalah sebuah badan perdagangan internasiona. 60 tahun lalu, IATA diciptakan oleh sekelompok maskapai penerbangan. Saat ini, IATA terdiri dari 230 maskapai. Salah satunya Garuda Indonesia dari Indonesia. 230 Maskapai ini terjadwal dalam penerbangan internasional.

Selama 2 hari yakni 6-7 Juni, IATA menggelar rapat umum pemegang saham. Lebih dari 600 wakil dari maskapai yang merupakan anggota IATA, mitra industri asosiasi, asosiasi internasional dan regional, produsen terkemuka, dan pemasok industri hadir dalam pertemuan yang digelar tiap tahun ini.

(gus/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar