Halaman

Rabu, 22 Juni 2011

The Shard London, Gedung Tertinggi di Eropa

Liputan6.com, London: Sebuah mega proyek tengah dikerjakan di ibukota Inggris, London. Tahun depan, gedung ini akan selesai dibangun dan menjadi gedung tertinggi se-dataran Eropa, dan merupakan salah satu gedung tertinggi di dunia. Nama gedung tersebut adalah The Shard, gedung yang nantinya akan berfungsi sebagai apartemen, perkantoran, hotel dan mal.

The Shard terdiri dari 69 lantai, yang dibagi menjadi 12 lantai teratas untuk apartemen, 27 lantai untuk gedung perkantoran, 19 lantai untuk hotel dan 3 lantai paling bawah untuk mal.

Gedung pencakar langit yang terletak di samping sungai Thames, London ini memiliki luas total mencapai 62 ribu meter persegi, dengan ketinggian mencapai 735 kaki. Saat ini, proses kontruksi The Shard masih berlangsung, dan diperkirakan selesai serta diresmikan Desember nanti.

Banyak pihak memberikan apresiasi terhadap pembangunan The Shard, yang bagi warga Inggris akan menjadi landmark kota London, selain menara Big Ben. Menurut salah satu arsitek The Shard, Stephan Reinke, penghuni apartemen The Shard nantinya akan disuguhi sebuah pemandangan menarik, selain terasa dekat ke langit juga bisa melihat seantero kota London sejauh 44 mil.

Reinke sebelumnya dikenal sebagai arsitek gedung-gedung tertingi dunia, yang salah satunya adalah Nakheel Tower di Dubai yang memiliki ketinggi 1 kilometer menjulang ke atas langit.

The Shard dibangun menggunakan modal kerjasama Inggris dan Qatar melalui dua nama perusahaan besar yang bertindak sebagai pemodal yaitu Sellar Property Group dan Qatar Central Bank.

Sellar Property Group merupakan salah satu perusahaan properti ternama di Inggris yang memiliki track record membangun beberapa gedung ternama di Inggris seperti City Hall dan Shakespeares Globe Theatre di London. Sellar Property juga ditunjuk karena memiliki keahlian membangun gedung tinggi dengan tentang sentuhan seni yang kental akan icon-icon budaya Inggris dan Eropa.

London yang merupakan ibukota Inggris memang dikenal sebagai kota yang memiliki sejarah yang kental bagi Inggris. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Gubernur London, Boris Johnson yang mengatakan bahwa The Shard diharapkan dapat memberikan sebuah acuan bagi publik Eropa dan dunia, akan adanya simbol yang iconic di ibukota Inggris ini.

Johnson juga mengatakan bahwa proyeksi pembangunan The Shard yang akan rampung pada Desember, merupakan momen yang sangat tepat sebagai promosi bagi kota London yang pada musim panas tahun depan akan menjadi ajang Olimpiade 2012 selama hampir sebulan.

Johnson menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung penuh proses pembenahan infrastruktur pelengkap, dimana The Shard nantinya juga akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati fasilitas menginap ataupun berbelanja.

Namun pembangunan The Shard juga tidak luput dari kritikan. Pengamat meteorologi Inggirs, Kristina Pydynowski mengatakan bahwa dengan ketinggian mencapai 735 kaki menjulang ke atas langit, sangat tidak menguntungkan bagi pengunjung ataupun penghuni yang berada di lantai teratas.

Apalagi cuaca London sering didominasi oleh hujan, dan diperparah lagi pada saat musim dingin cuaca mendung akan terus terjadi setiap hari. Oleh karena itu Kristina mengkhawatirkan bahwa dalam sepanjang tahun, mayoritas pengunjung dan penghuni lantai teratas akan disuguhi pemandangan yang tertutup oleh awan.

Perlombaan pembangunan gedung tertinggi memang terus berlangsung sepanjang zaman, bukan hanya didorong oleh kebutuhan perkantoran, appartmen atau hotel, namun juga menjadi landmark dari kota atau negara tersebut.

Misalnya saja menara kembar KLCC Kuala Lumpur, yang telah menjadi icon Malaysia menarik perhatian para wisatawan untuk berfoto di depan gedung yang menjulang tinggi tersebut.

Di sisi yang lain, pembangunan gedung pencakar langit juga terkait dengan penguasaan tehnologi. Misalnya Burj Khalifa di Dubai yang memiliki ketinggian 828 meter (162 lantai) atau dua kali lebih tinggi dibanding The Shard, dibangun dengan teknologi terbaru bernama self climbing form system, semacam robot yang mampu membangun 3 hari per lantai, dilengkapi dengan lift penumpang dengan kecepatan 600 meter per detik.

Gedung itu juga dilengkapi dengan alat pengatur tekanan angin seperti system aerodynamic formula one, pengontrolan flexibilitas gedung dari tekanan angin dan gempa dengan GPS measurement langsung dari satelit, jadi sebuah pembangunan proyek mercu suar terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dengan tema kebanggaan sesuai zamannya juga. (http://www.vibiznews.com/guardian.co.uk/MLA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar