 VIVAnews - Sekelompok tim peneliti asal Italia  menemukan tulang belulang  seekor sapi laut, spesies yang hidup sekitar  20 juta tahun lalu. Tulang-tulang tersebut ditemukan di sebuah gua di  Filipina.
VIVAnews - Sekelompok tim peneliti asal Italia  menemukan tulang belulang  seekor sapi laut, spesies yang hidup sekitar  20 juta tahun lalu. Tulang-tulang tersebut ditemukan di sebuah gua di  Filipina.Beberapa tulang rusuk dan bagian tulang punggung   mamalia air itu ditemukan Februari dan Maret lalu di bebatuan kapur di  atas perairan sebuah sungai bawah tanah di pulau Palawan.
“Fosil  itu ada di dalam batu, di dalam gua. Kami tidak bisa menyingkirkan batu  dan tidak ingin mengangkatnya,” kata Leonardo Piccini, geolog asal  University of Florence, seperti dikutip dari Independent, 14 Juni 2011.
Piccini  menyebutkan, ia dan timnya lebih memilih menunggu sampai adanya  teknologi yang memungkinkan mempelajari fosil tanpa mengangkatnya dari  batu.
Saat mengungkapkan temuannya dalam sembuah simposium, di  mana pertama kalinya temuan itu dipublikasikan, Piccini menyebutkan,  temuan langka itu berasal dari sekitar era Miocene yang berlangsung  sekitar 20 juta tahun lalu.
“Kerangka ini merupakan kerangka  hewan pertama dari spesies ini yang ditemukan di kawasan tersebut,” kata  Piccini. “Untuk itu, sangatlah penting bagi kita merekonstruksi habitat  dan penyebaran hewan ini di era Miocene,” ucapnya.
Menurut  Federico Panti dan Paolo Forti yang juga anggota tim peneliti, dari  perbandingan awal yang dilakukan terhadap spesimen fosil, terindikasi  fosil imi merupakan salah satu dari dua spesies sirenia. Sebagai  informasi, sirenia, dikenal juga dengan sapi laut, yakni hewan pemakan  tumbuhan yang telah punah.
Diperkirakan, ketika hidup, hewan ini  memiliki ukuran panjang sekitar 180 centimeter. Saat ini, ada dua  spesies sapi laut yang masih hidup yakni dugong yang tinggal di kawasan  Indo-Pacific, serta duyung, yang tinggal di kawasan Atlantik. Peneliti  menyebutkan, fosil hewan seperti itu pernah ditemukan di India,  Madagascar, Pakistan, Sri Lanka, dan di pulau Jawa, Indonesia.
“Spesies  yang ditemukan di kepulauan Palawan merupakan yang pertama di Filipina  dan ditemukan di kawasan paling timur,” kata  Piccini.
Untuk  itu, para peneliti mendorong pemerintah agar melindungi kawasan Puerto  Princesa, sungai bawah tanah yang sangat gencar dipromosikan sebagai  tempat tujuan wisata. (umi)
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar