 VIVAnews - Bulu tebal dan anti air yang sempat  membuat platipus (Ornithorhynhus anatinus) menjadi target bagi para  pemburu kini kembali menghadirkan ancaman bagi hewan unik tersebut.  Australia, yang menjadi tempat tinggal platipus dalam waktu dekat akan  menjadi terlalu panas hingga mereka tidak lagi bisa bertahan hidup di  sana.
VIVAnews - Bulu tebal dan anti air yang sempat  membuat platipus (Ornithorhynhus anatinus) menjadi target bagi para  pemburu kini kembali menghadirkan ancaman bagi hewan unik tersebut.  Australia, yang menjadi tempat tinggal platipus dalam waktu dekat akan  menjadi terlalu panas hingga mereka tidak lagi bisa bertahan hidup di  sana.Seperti diketahui, bulu platipus sangat hangat dan rapat  sehingga membuat hewan semi akuatik ini tidak kehilangan panas tubuh.  Ini sangat penting mengingat platipus menghabiskan waktu hingga 10 jam  per hari dalam air dan aliran sungai yang suhunya mencapai 0 derajat  Celcius.
Sayangnya, kelebihan ini jusru membuat spesies itu  terancam karena perubahan iklim telah memanaskan suhu di Australia. Dari  penelitian terbaru yang dipublikasikan di Global Change Biology,  diperkirakan di tahun 2070 mendatang, lebih dari 30 persen habitat  platipus saat ini akan terlalu panas bagi mereka.
Dari pemodelan  yang dibuat, peneliti memperkirakan, kawasan New South Wales,  Queensland, dan Victoria, yang merupakan habitat platipus akan mengalami  kenaikan suhu hingga 5 derajat Celcius dalam 60 tahun ke depan.
“Bulu  yang sangat mengisolasi ini merupakan aset bagi hewan pada iklim  dingin. Namun demikian, bulu menjadi beban saat kondisi menghangat,”  kata Jenny Davis, dosen dan ekolog dari Monash University, Australia,  seperti dikutip dari BBC News, 24 Juni 2011.
Untuk penelitian,  Davis dan timnya mempelajari catatan distribusi platipus selama dua abad  terakhir. Data kemudian dikombinasikan dengan statistik curah hujan dan  temperatur. Dari analisis, terungkap bahwa hingga 1960, habitat  platispu umumnya ditentukan oleh jumlah curah hujan.
Setelah  1960, hewan tersebut menghilang dari kawasan di mana temperaturnya  secara umum telah meningkat. Menurut Davis, hasil penelitian ini  mengindikasikan adanya kebutuhan untuk menjaga tidak hanya habitat hewan  akuatik ini, tetapi juga temperatur arus air.
Hingga abad ke 20,  platipus merupakan hewan buruan yang bulunya sangat diminati. Beruntung  kini hewan itu telah dilindungi oleh undang-undang di Australia.
Platipus  sendiri adalah salah satu dari lima spesies mamalia yang bertelur.  Mereka juga merupakan satu-satunya anggota dari genus Ornithorhynchus  yang masih hidup. Platipus juga merupakan satu-satunya mamalia yang  berbisa di seluruh dunia.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar